BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pohon merupakan
bidang dari Struktur Diskrit yang implementasinya telah digunakan disegala
macam bidang ilmu pengetahuan yang ada. Pohon dapat menjelaskan secara rinci
data yang ada dengan bentuk yang lebih mudah untuk dimengerti untuk data dengan
variabel yang sangat banyak namun saling berhubungan. Pembuatan pohon
Filogenetik
merupakan salah satu implementasi teori ini dalam bidang Biologi. Pohon ini
dapat menjelaskan dengan lebih mudah bagaimana makhluk hidup saling terhubung
satu dengan yang lainnya. Penelitian lebih lanjut mengenai pohon filogenetik
ini masih terus dilakukan sampai sekarang karena kebenaran yang mutlak mengenai
pohon filogenetik yang benar belum dikatahui, sampai akhirnya nanti dapat
dientukan Pohon Kehidupan yang sebenarnya.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa saja ciri-ciri dari masing-masing
kelas vertebrata?
2.
Apa saja persamaan dan perbedaan dari
masing-masing kelas vertebrata?
3.
Apa itu pohon filogenetik?
4.
Bagaimana cara membuat pohon
filogenetik?
5.
Bagaimana contoh dari pohon filogenetik?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dari
masing-masing kelas vertebrata.
2.
Untuk mengetahui dimana persamaan dan
perbedaan antara masing-masing kelas vertebrata tersebut.
3.
Untuk mengetahui apa itu pohon
filogenetik dan cara pembuatannya.
4.
Untuk mengetahui contoh dari pohon
filogenetik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN
POHON FILOGENETIK
Pohon
merupakan data terstruktur yang menggambarkan sebuah data yang dapat
diinterpretasikan secara hierarki yang berhubungan dan digambarkan dengan
setiap cabang dalam pohon. Pohon dapat juga dikatakan sebagai graf tak-berarah
yang berhubungan dan tidak mengandung sirkuit.
Filogenetik
Kata Filogenetik (Phyolgenetics) berasal dari bahasa Yunani, phyle dan phylon
yang berarti suku dan ras, serta kata genetikos yang berarti kerabat dari
kelahiran. Filogenetik merupkan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana
keterhubungan organisme satu dan yang lainnya dilihat dari nenek moyang
terakhir yang dimilki bersama. Dimana pada nenek moyang tersebut terdapat
sebuah sifat khusus baik secara morfologi ataupun molekular yang masih dimiliki oleh dua atau
lebih organisme tersebut. Lalu saat diturunkan dari nenek moyang tersebut
terdapat sifat-sifat yang hilang ataupun tidak menurun pada beberapa oganisme sehingga
menyebabkan terpisahnya organisme tersebut dari satu organisme, karena sudah
merupakan organisme yang berbeda satu dan lainnya. Melalui filogenetik, dapat
diamati dengan lebih jelas bagaimana evolusi dapat terjadi, bahkan bagaimana
alur evolusi itu terjadi pada mahkluk hidup.
Sifat
yang Dibagi Dalam pembuatan pohon Filogenetik, terdapat sebuah konsep yang
perlu dipegang terlebih dahulu. Konsep itu mengenai bagaimana sekelompok
makhluk hidup membagai sifat yang dimilikinya satu dengan yang lainnya. Dalam
ilmu Biologi, pembagian sifat ini mempunyai istilahnya sendiri. Beberapa
istilah tersebut adalah:
1.
Symplesiomorphy Merupakan sifat yang dibagi oleh dua atau lebih taksa tapi juga
ditemukan pada taksa nenek moyang yang sebelumnya. Misalnya pada monyet dan
tikus ditemukan terdapat 5 kubu jari, hal ini juga ditemukan pada kadal. Namun,
kedua kelompok ini terdapat pada taksa yang berbeda.
2.
Homoplasy Merupakan sifat yang dibagi oleh dua atau lebih taksa tetapi tidak
dimiliki oleh nenek moyang yang paling terakhir yang dimilki. Misalnya saja
pada mamalia dan aves. Keduanya berdarah panas, tetapi pada nenek moyang terakhir
sebelum keduanya terpisah sifat ini tidak ditemukan.
3.
Synapomorphy merupakan sifat yang dibagi oleh satu atau dua taksa yang
mempunyai nenek moyang terakhir yang sama. Misalnya saja pada kelompok mamalia,
semua mamalia membagi sifat mempunyai rambut dan berdarah panas.
2.2
CIRI-CIRI
DARI MASING-MASING KELAS VERTEBRATA
A.
Amphibia
Amphibia
memiliki ciri-ciri umum berikut :
1.
Tubuh
memiliki bagian kepala dan badan, misalnya pada katak, atau kepala, badan,
ekor, misalnya pada salamander.
2. Kulit lunak, berkelenjar, dan selalu
basah. Kulit tidak bersisik, kecuali pada salamander. Di antara kulit dan
jaringan otot di bawahnya terdapat rongga berisi cairan limfa. Pada bangkong
yang berwarna cerah, kulitnya menghasilkan cairan beracun bagi hewan lainnya.
3. Amphibia memiliki dua pasang kaki
untuk berjalan, melompat, dan berenang. Pada katak, kaki belakang lebih panjang
daripada kaki depan. Rangka kaki depan terdiri atas humerus, radio ulna,
karpal, metakarpal, dan falang (tulang jari-jari). Rangka kaki belakang terdiri
atas femur, tibio-fibula, tarsal, dan falang. Kaki depan memiliki empat jari
sedangkan kaki belakang memiliki lima jari. Di antara jari-jari terdapat
selaput renang.
4. Alat pernapasan berupa insang,
kulit, dan paru-paru. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru yang berupa
kantong kantong dengan dinding yang memiliki banyak ruangan.
5. Amphibia merupakan hewan poikiloterm (berdarah dingin).
6. Jantung Amphibia terdiri atas tiga
ruangan, yaitu satu ventrikel dan dua atrium. Peredaran darah tertutup ganda,
artinya darah dua kali melewati jantung dalam satu kali peredaran.
7. Amphibia memiliki sistem pencernaan
lengkap mulai dan mulut, faring, esofagus (kerongkongan), lambung, usus, dan
rektum yang langsung bersatu dengan kloaka. Pada katak, mulut sangat lebar dan
memiliki gigi-gigi kecil di sepanjang rahang atas. Pada langit-langit mulut
terdapat gigi vomer. Lidah
bercabang dua pada bagian ujungnya dan pada permukaannya mengandung zat perekat
untuk menangkap serangga. Amphibia memiliki hati, kantong empedu, dan pankreas.
8. Sistem ekskresi pada Amphibia berupa
ginjal tipe mesonefroid dan saluran kemih (saluran wolff atau saluran mesonefros) yang membawa sekret ke
kloaka. Amphibia memiliki kandung kemih di sebelah sisi ventral kloaka.
9. Sistem koordinasi pada Amphibia
terdiri atas sistem saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf berupa otak yang
terbagi menjadi lima bagian dan 10 saraf kranial. Sistem endokrin berupa
kelenjar pituitari yang terletak di bawah otak, kelenjar tiroid, kelenjar
adrenal, pulau-pulau Langerhans dalam pankreas, dan gonad. Kelenjar pituitari
menghasilkan hormon perangsang pertumbuhan, perangsang metamorfosis, perangsang
gonad, pengendali perluasan sel-sel pigmen (yang menyebabkan warna kulit
menjadi lebih gelap), dan pengatur keseimbangan air dan kontraksi otot.
10. Sistem indra terdiri atas mata,
lubang hidung, dan telinga. Mata dilindungi oleh membrana niktitans (selaput tidur), kelopak mata atas dan kelopak
mata bawah. Dua lubang hidung (nares) berhubungan dengan rongga mulut melalui
koane. Telinga berkembang baik, terdiri atas dua bagian, yaitu telinga tengah
dan telinga dalam. Amphibia tidak memiliki bagian telinga luar. Telinga bagian
tengah berhubungan dengan faring melalui tabung Eustachius. Katak dan bangkong
memiliki selaput telinga (membran timpani) pada telinga tengah. Salamander
tidak memiliki selaput telinga, sehingga hanya dapat merasakan getaran suara
melalui kaki depan.
11. Amphibia memiliki alat kelamin
terpisah. Pada umumnya, Amphibia bersifat ovipar, tetapi ada pula yang
ovovivipar dan vivipar, di mana telur disimpan di dalam saluran reproduksi
betina. Pada katak, sperma dan telur dikeluarkan saat terjadi perkawinan. Telur
tidak bercangkang, tetapi terbungkus oleh gelatin dan akan segera kehilangan
air jika terpapar udara kering. Fertilisasi terjadi secara eksternal di kolam,
di rawa, atau di tempat yang lembap. Telur yang telah dibuahi oleh sperma
berkembang menjadi larva (berudu). Berudu hidup di air dan bernapas dengan
insang luar kemudian beralih dengan insang dalam. Berudu memiliki ekor panjang
bersirip dan tidak berkaki. Berudu mengalami metamorfosis hingga menjadi katak
dewasa yang berkaki, tidak berekor, dan bernapas dengan paru-paru dan kulit.
B.
Reptil
Ciri-ciri
Vertebrata kelas Reptile yaitu :
1.
Memiliki tulang belakang. Mereka adalah vertebrata.
2.
Kulit yang ditutupi oleh sisik.
3.
Organ pernapasan menggunakan paru-paru. Pada
kura-kura, pertukaran gas terjadi di bagian permukaan kloakanya yang lembab.
4.
Umumnya bertelur (ovivar). Beberapa reptil, seperti
ular boa, melahirkan hidup muda. Walaupun ada beberapa spesies dari ordo
Squamata yang melahirkan (vivivar).
5.
Hampir semua reptil merupakan poikiloterm. Mengontrol
tubuhnya bukan dengan metabolisme, melainkan dengan adptasi tingkah laku.
Kecuali pada penyu belimbing yang dapat mengatur suhu tubuhnya untuk beberapa
derajat.
6.
Ukuran tubuh bervariasi. Tubuh terdiri dari bagian
kpala, leher, badan dan ekor. Tengkorak memiliki satu tonjolan dibagian
belakang. Reptilia memiliki dua pasang kaki berjari lima.
7.
Kulit tubuh kering dan ditutupi oleh sisik atau
lempeng epidermal. Sisik mengandung protein keratin yang menyebabkan kulit
menjadi kedap air dan membantu mencegah dehidrasi di udara yang kering.
Reptilia mengalami molting, kecuali pada buaya dan kura-kura.
8.
Memiliki kelenjar bau didekat kloaka.
9.
Alat pencernaan lengkap mulai dari mulut, faring,
esofagus, lambung, usus halus, usus besar dan kloaka.
10. Reptilia
memiliki peredaran darh tertutup ganda.
11. Alat eksresi
berupa sepasang ginjal berbentuk pipih.
12. Alat indera
berupa mata, telinga dan hidung.
13. Sistem saraf
berupa otak dengan 12 pasang saraf kranial.
14. Alat kelamin
reptilia terpisah.
1 15. Reptilia
cenderung berumur panjang.
C.
Pisces
Ciri-ciri umum Pisces (ikan) yaitu:
1.
Hewan
yang tinggal dan tumbuh di dalam air.
2.
Alat
geraknya berupa sirip.
3.
Memiliki
sisik pada tubuhnya yang berguna sebagai rangka luar dari tubuhnya.
4.
Tubuh
terdiri dari kepala, badan, dan ekor. Tubuh ditutupi oleh kulit yang umumnya
bersisik dan berlendir. Terdapat empat tipe sisik, yaitu ganoid, plakoid,
stenoid, dan sikloid. Pisces mempunyai sirip untuk berenang. Endoskleton
tersusun tulang rawan atau tulang keras.
5. Pisces
bernapas dengan insang. Insang ditutupi oleh operkulum (tutup insang). Insang ada yang mengalami
perluasan yang disebut dengan labirin, contohnya
pada ikan Trichogaster sp. Helostoma sp, Anabas sp, dan Osphronemus
goramy (gurami). Pisces mempunyai organ tambahan yang berupa gelembung
renag yang berfungsi sebagai pembantu pernapasan dan juga alat hidrostatis
6. Pisces
bersifat poikilotern (berdarah
dingin/suhu tubuh yang dipengaruhi oleh suhu lingkungan).
7. Sistem
peredaran darah tertutup tunggal, artinya satu kali peredaran, darah hanya satu
kali melalui jantung. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu satu ventrikel dan
satu atrium.
8. Sistem
pencernaan yang lengkap dengan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus,
dan anus.
9.
Alat
ekskresi yang berupa ginjal dengan tipe pronefron dari mesonefron.
10. Sistem koordinasi yang terdiri atas
sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem hormon. Pisces
juga mempunyai alat indra dengan berupa sepasang mata, sepasang telinga dalam,
indra pembau dan juga gurat sisi. Gurat
sisi yang terdapat di sepanjang sisi tubuhnya, yang
berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air.
11. Alat kelamin yang terpisah atau
hermafrodit. Fertilisasi terjadi secara eksternal (diluar tubuh) atau internal
(di dalam tubuh). Pisces yang bersifat ovipar, ovovivipar, atau vivipar.
D.
Aves
Ciri-ciri umum aves adalah :
1.
Mempunyai mata yang
berkembang baik dengan kelopak matanya, membrane nikitans , dan kelenjar air
mata. Pada umumnya mata aves sendiri terdapat pada bagian kepala
2. Memiliki ukuran tubuh beragam. Tubuh
aves terdiri dari kepala, leher, badan, dan ekor
3. Mulut berparuh yang tersusun dari
zat tanduk, tidak memiliki gigi dan lidah yang tidak dijulurkan. Bentuk paruh
yang beragam sesuai dengan jenis makanannya.
4. Memiliki mata yang berkembang baik
dengan kelopak mata, membrana niktitans, dan kelenjar air mata. Umumnya mata
aves terdapat dibagian sisi kepala. Mata burung hantu terletak berdampingan.
Telinga yang tidak berdaun telinga dimana bagian tengahnya terdapa osikula
auditori. Aves memiliki sepasang lubang hidung
5. Aves mempunyai sepasang kaki yang
digunakan untuk berjalan, bertengger, berenang, mencakar-cakar rumah, memegang
makanan, atau untuk menangkap dan mencengkeram mangsa. Jumlah jari kaki 2,3,
dan 4. Kulit kaki bagian bawah dan jari-jarinya tersusun dari zat tanduk yang keras.
6. Aves memiliki sayap untuk terbang.
Kecepatan terbang sekitar 30-75 km/jam.
7. Aves bernapas dengan paru-paru yang
berhubungan dengan pundi-pundi udara sebagai alat pernapasan tambahan.
Pundi-pundi udara berupa kantong selaput yang ringan, yaitu sepasang di leher,
sebuah di antara tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk kantong udara
pada lengan atas, sepasang di dada depan, sepasang di dada belakang, dan
sepasang di perut. Cadangan udara di dalam pundi-pundi udara berguna untuk
pernapasan pada saat terbang. Pundi-pundi udara akan terisi udara kembali pada
saat burung melayang tanpa mengepakkan sayapnya.
8. Aves memiliki alat suara siring yang
terdapat pada percabangan trakea.
9. Sistem pernapasan Aves lengkap,
meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), tembolok, lambung kelenjar, empedal
berdinding tebal (lambung otot), usus halus, usus besar, dan kloaka. Pada mulut
terdapat kelenjar ludah. Di antara usus halus dan usus besar, terdapat usus
buntu (sekum). Aves memiliki pankreas, hati, dan empedu.
10. Aves bersifat homoioterm karena
mempertahankan suhu tubuhnya dengan bulu-bulu (bulu sebagai isolator panas).
Suhu tubuh sekitar 40,5°C-42°C.
11. Alat memiliki peredaran darah ganda,
artinya dalam satu kali peredaran darah ke seluruh tubuh, darah melewati
jantung dua kali.
12. Alat ekskresi berupa ginjal
metanefros dan tidak memiliki kandung kemih
13. Sistem saraf berupa otak, dengan
serebrum dan lobus optikus yang berkembang baik. Aves memiliki 12 pasang saraf
kranial.
E.
Mamalia.
Ciri-ciri Hewan Mamalia
1. Mempunyai kelenjar
susu
2. Mempunyai
rambut
3. Otot diafragma
4. Jantung
beruang 4, bersekat sempurna
5. Sistem syaraf
sudah berkembang sangat kompleks
6. Umumnya hidup
di daratan, tetapi ada pula yang hidup di air seperti paus, lumba-luma ada yang
bisa terbang
7. Pada kulit
terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak
8. Fertilisasi
internal
9. Bernafas
dengan paru-paru
10. Secara Evolusi
mamalia diyakini berasal dari Reptil, namun tidak ada bukti otentik dari bentuk
peralihan
11.
Memiliki anggota gerak
untuk berjalan, berenang, ataupun memegang sesuatu
12.
Pada bagian jari
mamalia memiliki kuku dan cakar untuk menangkap makanan.
13.
Memiliki gigi taring,
gigi seri ataupun gigi graham
14.
Pembagian organ jantung
adalah 2 serambi dan 2 bilik.
15.
Pengaturan suhu tubuh
termasuk homoiterm
16.
Perkebangbiakannya
terjadi dengan melahirkan (vivipar) secara internal.
17. Tempat
perkembangbiakan embrio di dalam rahim (uterus)
2.3
PERBEDAAN BEBERAPA KELAS VERTEBRATA
a.
Persamaan
Vetebrta adalaha keompok hewan yang memiliki
tulang belakang, mereka uunya memiliki tubuh simetris bilateral, rangka dalam,
dan berbagai alat tubuh. Berikut adalah persamaan hewan vetebrata yang telah
memilki alat tubuh yang lengkap antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Sistem pencernaan memanjang
dari mulut hingga ke anus.
2.
Sistem peredaran darh
tertutup.
3.
Alat eksresi berupa ginjal.
4.
Alat pernapasan berupa
paru-paru atau insang.
5.
Memiliki sepasang alat reproduksi.
6.
Sistem endokrin yang
berfungsi menghasilkan hormon.
7.
Sistem saraf yang terdiri
dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) serta susunan saraf
tepi.
b.
Perbedaan
Vertebrata adalah subfilum dari Chordata,
mencakup semua hewan yang memiliki tulang
belakang yang tersusun dari vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari
Chordata. Ke dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut-belut jeung, "lintah laut" atau hagfish),
amfibia, reptil, burung, serta hewan menyusui.
Berikut adalah perbedaan antara beberapa kelasnya
dalam bentuk tabel :
No
|
Ciri-Ciri
|
Fishes
|
Amphibia
|
Reptilia
|
Aves
|
Mamalia
|
1
|
Habitat
|
Air
|
Darat dan
air
|
Darat
|
Darat
|
Darat (ada
juga yang di air)
|
2
|
Penutup
tubuh
|
Sisik
|
Kulit
licin dan basah
|
Sisik atau
Kulit kering
|
Bulu
|
Rambut
|
3
|
Alat
Pernafasan
|
insang
|
Paru-paru
dan insang
|
Paru-paru
|
Paru-paru
dan Kantong udara
|
Paru-paru
|
4
|
Jumlah
Ruang Jantung
|
2
|
3
|
4
|
4
|
4
|
5
|
Cara
Reproduksi
|
Bertelur
|
Bertelur
|
Bertelur
|
Bertelur
|
Melahirkan
|
6
|
Suhu Tubuh
|
Poikiloterm
|
Poikiloterm
|
Poikilotrem
|
Homoiloterm
|
Homoiloterm
|
2.4
CARA
MEMBUAT POHON FILOGENETIK.
Filogenetik merupakan ilmu yang mempelajari tentang
keterkaitan evolusi yang terjadi dalam sebuah grup makhluk hidup di dalam bumi.
Keterkaitan evolusi tersebut berupa hubungan siapa nenek moyang terakhir yang
dimiliki dua atau lebih organisme. Hubungan keterkaitan evolusi ini dapat
diinterpretasikan dengan lebih sederhana melalui penggambaran dalam pohon.
Pohon berakar dan pohon tidak berakar merupakan sebuah dasar dari pembuatan
pohon Filogenetik. Pohon Filogenetik merupakan dasar rekonstruksi dari pohon
kehidupan (The Tree of Life) yang sampai sekarang masih dalam penelitian
lebih lanjut oleh para ilmuwan.
Dasar pembuatan filogenitik pada vetebrta adalah
dengan cara mengetahui terlebih dahulu bagaimana
ciri dari masing-masing kelas dari phylum vetebrata, membandingkan persamaan
dan perbedaan dari masing-masing kelas phylum vetebrata. Sehingga dapat
ditentukan hubungan keterkaitan daribeberapa kelas phylum vetebarta.
Hubungan
kekerabatan merupakan suatu gambaran hubungan organisme yang satu dengan yang
lain, baik yang sekarang ada maupun yang hidup di masa silam selama perkembangan
sejarah filogenetiknya. Dalam sistematika, jauh dekatnya hubungan antarkesatuan
taksonomi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu fenetik dan filogenetik.
Kekerabatan fenetik ditentukan oleh banyaknya persamaan sifat-sifat yang
tampak, sedangkan kekerabatan filogenetik ditentukan berdasarkan asal usul
nenek moyang sesuai perkembangan atau proses evolusi (Davis dan Heywood, 1973).
Sistem
Filogenetik adalah berdasarkan
kesamaan nenek moyang di lihat persamaan ciri morfologi maupun anatomi dari
kelas phylum vetebrata. Makin dekat moyang dua unit taksonomi maka akan
berkerabat makin dekat dan ditempatkan pada kategori taksonomi yang
lebih rendah dibanding dengan unit taksonomi yang berbagi moyang lebih jauh. Upaya
rekontruksi perkembangan evolusi yang dapat meningkatkan pemahaman kita
terhadap perkembangan evolusi dalam sistem klasifikasi.
Hubungan antara keterkaitan
filogenetik dan kesamaan ekologis antara spesies telah diteliti menggunakan dua
pendekatan. Pertama adalah untuk mengukur sinyal filogenetik, yang merupakan
kecenderungan untuk spesies terkait yang mirip satu sama lain yang diambil
secara acak dari pohon filogenetik. Sinyal filogenetik akan terjadi jika
karakter berkembang dengan cara gerakan seperti Brown, dimana jumlah perubahan
dalam interval yang diberikan umumnya kecil dan acak seperti pola evolusi, bisa
terjadi baik dari pergeseran genetik atau dari seleksi alam yang secara acak
berfluktuasi dari waktu ke waktu dalam arah dan besarnya. Akibat dari hal
tersebut, sebuah hubungan yang diharapkan antara tingkat keterkaitan
filogenetik dihitung sebagai waktu sejak perbedaan antara pasangan spesies, dan
tingkat kesamaan fenotipik antara mereka; semakin dekat nenek moyang dengan
spesies tertentu, semakin sedikit perbedaan fenotipik yang diharapkan antara
mereka. Pendekatan kedua untuk memahami hubungan antara ekologi dan kesamaan
filogenetik berputar di sekitar gagasan konservatisme niche filogenetik (PNC).
Berbeda dengan penjelasan untuk
sinyal filogenetik, keberadaan PNC menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan spesies yang terkait erat, lebih mirip secara ekologis dari yang
diharapkan oleh keturunan gerakan sederhana Brown dengan modifikasi. Informasi
filogenetik dapat digunakan untuk menilai ceruk konservatisme (Losos, 2008).
Seperti yang telah dipaparkan
pada perjelasan sebelumnya pada bagian persamaan dari hewan vetebrta yang
melipiti pisces, ampibia, reptil, aves,
mamalia adalah Sistem pencernaan memanjang
dari mulut hingga ke anus, sistem peredaran darah tertutup, alat eksresi berupa
ginjal, alat, memiliki sepasang alat reproduksi, sistem endokrin yang berfungsi
menghasilkan hormon, serta sistem saraf yang terdiri dari sistem saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang) serta susunan saraf tepi. Sedangkan perbedaan
kelas dari phylum vetebrata adalah terletak pada habitat, penutup tubuh, alat
pernapasan, jumlah ruang jantung, cara reproduksi dan suhu tubuh.
Jadi
dapat disimpulkan filogenetik dari hewan veteberata yang paling kecil adalah pada kelas pisces dapat dilihat jelas
bahwa yang membedakan dari kelas yang lain adalah jumlah ruang jantung dan
penutup tubuh dan kerabat yang paling dekat adalah ampibia karena dilihat dari cara reproduksi
yaitu bertelur, suhu tubuh Poikiloterm, serta alat pernapasan pada pisces berupa insang, dan pada ampibi
berupa insang dan paru-paru atau dapat menyesuaikan dengan dengan habitat
lingkungannya. Tingkatan selanjutnya adalah reptilia yang membedakannya dengan
ampibia adalah jumlah ruang jantung. Tingkatan yang lebih atas adalah aves yang
membedakannya dengan ampibia adalah penutup tubuh berupa bulu dan alat
pernapasan ditambah kantung udara serta suhu tubuh Homoiloterm dan yang tingkat
yang paling tinggi adalah mamalia yang membedakannya dengan aves adalah penutup tubuh
berupa bulu.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filogenetik merupakan ilmu yang mempelajari tentang
keterkaitan evolusi yang terjadi dalam sebuah grup makhluk hidup di dalam bumi.
Keterkaitan evolusi tersebut berupa hubungan siapa nenek moyang terakhir yang
dimiliki dua atau lebih organisme. Pembuatan pohon
Filogenetik
merupakan salah satu implementasi teori ini dalam bidang biologi. Dasar
pembuatan filogenitik pada vetebrta adalah dengan cara mengetahui terlebih dahulu bagaimana ciri dari masing-masing
kelas dari phylum vetebrata, membandingkan persamaan dan perbedaan dari
masing-masing kelas phylum vetebrata. Sehingga dapat ditentukan hubungan
keterkaitan daribeberapa kelas phylum vetebarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar