Jumat, 04 Januari 2019

Laporan Kimia Analitik "Analisa Campuran"

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Analisa Campuran” yang bertujuan untuk menganalisis adanya ion kation dan anion yang terdapat dalam sampel. Prinsip dari percobaan ini adalah analisa kualitatif. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah pada sampel yang ditambahkan larutan Na2CO3 menghasilkan larutan keruh dan endapan, pada uji Na+ filtrat ditambahkan K2CrO4 dan H2O terjadi perubahan warna menjadi kuning dan terbentuk endapan kuning pudar, pada uji K+ filtrat ditambahkan K3[Co(NO3)2] terbentuknya endapan kuning dan pada uji NH4+ terjadinya perubahan warna pada kertas lakmus dari warna merah menjadi biru, pada kertas lakmus biru tetap menjadi biru dan ditambahkan NaOH lalu diaduk dengan batang pengaduk yang sudah dicelupkan HCl pekat, dan terbentuklah gas H2. Kesimpulan dari percobaan ini adalah dalam sampel positif mengandung kation golongan V yaitu Na+, K+, dan NH4+.




BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Campuran adalah penggabungan dari dua zat atau lebih yang berlainan menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahankan sifat-sifat aslinya. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika maupun kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan pemisahan secara kimia satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan dari campuran bergantung pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Kertas saring biasanya dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut (Rival, 1995).
Analisa campuran digunakan untuk mengidntifikasi keberadaan ion-ion baik kation maupun anion yang terdapat pada suatu campuran. Metode untuk menganalisis suatu campuran dibagi menjadi 2, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif adalah analisa yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang belum diketahui kandungan didalamnya. Analisa kuantitatif adalah analisa yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada pada sampel. Analisa kualitatif tidak menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan spesifik, namun kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis kation dan anion suatu larutan (Harjadi, 1996).
Percobaan ini dilakukan dengan analisa kualitatif secara basah. Reaksi dilakukan dengan mengamati terjadinya perubahan warna, suhu, gas dan terbentuknya endapan pada saat pencampuran larutan yang satu dengan larutan yang lainnya. Suatu zat dapat diperoleh pada analisa campuran dengan cara pemisahan. Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam kimia karena materi yang terdapat di alam banyak berupa campuran. Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan ini untuk mengidentifikasi adanya kation ataupun anion. Percobaan analisa campuran ini dilakukan dengan menggunakan sampel air sungai dan Na2CO3.

1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis anion dan kation dalam suatu sampel.



BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, kertas saring, corong, batang pengaduk, lampu spiritus, pipet tetes dan gelas kimia.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Na2CO3, HCl, H2O, NH4OH, HNO3, KI, H2SO4, CH3COOH, K2CrO4, H2S, KOH, HCN, Mg(NO3)2, Na2S, NaOH, K4Fe(CN)6, NH4Cl, Pb(CH3COO)2, C2H5OH, K2Cr2O7, (NH4)CO3 dan Na2SO4.
       
3.2.      Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
Tabel 3.1. Konstanta fisik dan tinjauan keamanan
No.
Bahan
Berat Molekul
( g/mol )
Titik Didih
 ( ̊C )
Titik Leleh
 ( ̊C )
Tinjauan Kemanan
1.
Na2CO3
106
851
853
Iritasi
2.
HCl
36,46
114,61
-27,32
Korosif
3.
H2O
18
100
0
Aman
4.
NaOH
40
139
3184
Korosif
5.
H2SO4
98
11
338
Korosif
6.
NH4OH
409
115
318
Korosif
7.
HNO3
63
120,5
-41,60
Korosif
8.
KI
166
13,25
-123
Iritasi
9.
CH3COOH
60,05
118,1
16,5
Mudah terbakar
10.
K2CrO4
184
500
398
Iritasi
11.
KOH
56,12
1324
380
Korosif
12.
H2S
34,08
-60
82
Korosif
13.
HCN
27,09
25,6
-13,4
Mudah terbakar
14.
Mg(NO3)2
148,3
330
88,9
Iritasi
15.
Na2S
78,04
Terurai
1180
Mudah terbakar
16.
K4Fe(CN)6
368,35
400
69
Iritasi
17.
NH4Cl
53,491
520
38
Beracun
18.
Pb(CH3COO)2
276,19
331,2
200
Mudah terbakar
19.
C2H5OH
46
78,5
-114,1
Mudah terbakar
20.
(NH4)CO3
78,04
74
58
Mudah terbakar
21.
Na2SO4
142,04
1100
888
Iritasi
22.
K2Cr2O7
294
500
398
Karsinogenik


3.3. Cara Kerja
3.3.1. Uji Na+
            Filtrat ditambahkan kalium oksalat dalam suasana alkohol dan diamati apa yang terjadi, kemudian diencerkan dengan air dan diamati lagi.
3.3.2. Uji K+
            Filtrat ditambahkan kalium kobalt nitrit dan diamati apa yang terjadi.
3.3.3. Uji NH4+
            Kertas lakmus dicelupkan ke dalam larutan. Perubahan warna lakmus diamati. Filtrat ditambahkan NaOH dan dipanaskan, lalu batang pengaduk diberikan diatasnya yang telah dicelupkan HCl pekat, diamati apa yang terjadi.



BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Data hasil pengamatan
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Sampel + Na2CO3        disaring
Larutan keruh (filtrat)
Filtrat dibagi 3
2.
Uji Na+
Filtrat + K2CrO4   →
Larutan bening
Filtrat + K2CrO4 + H2O  →
Larutan kuning pudar berendapan
3.
Uji K+
Filtrat + K3[Co(NO3)2]   →
Endapan kuning
4.
Uji NH4+
Filtrat + kertas lakmus merah  →
Berubah menjadi warna biru
Filtrat + kertas lakmus biru  →
Tetap berwarna biru
Filtrat + NaOH + batang pengaduk yang telah dicelupkan HCl   →
Terbentuk gas H2

4.2. Pembahasan
            Campuran adalah penggabungan dua zat atau lebih yang dijadikan satu, sedangkan analisa merupakan proses pengidentifikasian suatu zat. Sehingga, analisa campuran adalah proses pengidentifikasian suatu zat yang belum diketahui bagian atau unsur apa saja yang terkandung didalamnya. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu campuran adalah metode analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif adalah analisa yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang belum diketahui kandungan didalamnya, sedangkan analisa kuantitatif adalah analisa yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada pada sampel (Harjadi, 1996). Percobaan ini dilakukan pengujian secara kualitatif, dimana hanya melihat ada atau tidaknya anion dan kation yang terdapat dalam suatu sampel.
            Campuran dapat dibedakan atas dua, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen adalah suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat dalam fase yang sama, artinya tidak dapat dibedakan antara zat-zat yang bercampur didalamnya. Contohnya garam yang dimasukkan ke dalam air, garam perlahan akan menghilang dan membentuk suatu zat baru yang berbeda dengan sifat dengan zat murninya. Campuran heterogen adalah suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat yang memiliki fase yang berbeda, artinya zat-zat tidak tercampur secara sempurna dengan zat lain sehingga dapat dibedakan larutannya. Contohnya adalah pasir yang dimasukkan ke dalam air (Syukri, 1999).
            Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendapan yaitu temperatur, sifat alami pelarut, pengaruh ion sejenis, pengaruh pH, pengaruh hidrolisis dan pengaruh ion kompleks. Kelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, sehingga jika suhu meningkat endapan akan berkurang. Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut organik dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran antara dua zat, setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatu zat. Pengaruh ion sejenis berkaitan dengan kelarutan endapan akan berkurang apabila dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion sejenis dibandingkan dengan air saja. Pengaruh pH berkaitan dengan kelarutan garam, endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah dipengaruhi pH dan ini disebabkan karena penggabungan proton dengan anion endapannya. Pengaruh ion kompleks yaitu berkaitan dengan kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut (Vogel, 1990).
            Percobaan analisa campuran ini menggunakan sampel (air sungai). Sampel tersebut kemudian ditambahkan dengan Na2CO3 yang menghasilkan larutan keruh dan kemudian disaring hingga didapat larutan bening sebagai filtrat. Fungsi dari Na2CO3 adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion. Dengan begitu, logam-logam berat akan terlarutkan sebagai garam karbonat dan anionnya terlarut sebagai garam natrium yang mudah larut dalam air. Hal ini membuktikan bahwa Na2CO3 telah mengikat kation dalam sampel. Selanjutnya, filtrat dibagi menjadi tiga larutan untuk mengidentifikasi kation golongan V atau sisa.
            Percobaan ini dilakukan dengan beberapa uji, yaitu uji Na+, K+ dan NH4+. Perlakuan pertama dilakukan pengujian Na+ dengan mencampurkan filtrat dengan kalium oksalat dan menghasilkan larutan bening yang kemudian campuran tersebut ditambahkan dengan akuades dan menghasilkan larutan kuning pudar berendapan. Perubahan menjadi keruh serta terbentuknya endapan menandakan bahwa larutan tersebut positif mengandung ion Na+. Perlakuan kedua dilakukan Uji K+, dimana filtrat direaksikan dengan K3[Co(NO3)2] menghasilkan endapan berwarna kuning. Hal ini menandakan bahwa larutan tersebut positif mengandung ion K+. Percobaan ketiga dilakukan pengujuan NH4+, ketika filtrat dicelupkan dengan kertas lakmus merah warna lakmus merah berubah menjadi warna biru dan ketika dicelupkan kertas lakmus biru warna kertas lakmus tetap biru. Hal ini menandakan bahwa larutan tersebut bersifat basa. Selanjutnya, filtrat ditambahkan dengan NaOH dan kemudian dimasukkan batang pengaduk yang telah dicelupkan HCl pekat, menghasilkan gas H2.
            Reaksi kimia selalu menghasilkan zat-zat baru (campuran) dangan sifat-sifat baru, tetapi tetap mempertahankan sifat aslinya. Ciri-ciri yang menunjukkan telah terjadinya suatu reaksi kimia adalah terjadinya perubahan warna, suhu, gas dan terbentuknya endapan (Ibnu, 2004). Perubahan warna terjadi karena adanya kekosongan elektron pada sub kulit orbital d, sehingga elektron berpindah ke sub orbital yang lebih tinggi. Ketika berpindah ke sub orbital yang lebih tinggi, elektron menyerap energi yaitu gelombang cahaya yang berupa cahaya tampak dan saat kembali keasalnya elektron akan melepaskan energi berupa cahaya tampak pula, karena itulah larutan dapat berwarna. Selanjutnya, terbentuk endapan ketika zat baru yang dihasilkan tidak larut atau sukar larut dalam air. Endapan terbentuk jika harga Qsp > Ksp sehingga zat sisa hasil raktan tidak dapat bereaksi dan membentuk endapan.



BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
            Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1.        Sampel air sungai yang ditambahkan dengan Na2CO3 menghasilkan larutan keruh.
2.        Uji Na+, filtrat yang ditambahkan dengan kalium oksalat menghasilkan larutan bening dan terbentuk endapan ketika ditambahkan dengan akuades.
3.        Uji K+, filtrat yang ditambahkan dengan kalium kobalt nitrit menghasilkan endapan kuning.
4.        Uji NH4+, filtrat yang dicelupkan kertas lakmus merah berubah menjadi biru dan kertas lakmus biru tetap biru serta menghasilkan gas H2 ketika filtrat ditambahkan dengan NaOH dan diaduk dengan batang pengaduk yang telah dicelupkan dengan HCl pekat.



DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W. 1996. Kimia Analitik Dasar. Gramedia, Jakarta.
Rival. 1995. Kimia Analitik Dasar. Gramedia, Jakarta.
Ibnu, M. 2004. Kimia Analitik Dasar. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Vogel. 1990. Analisa Anorganik Kualitatif. Terjemahan dari Qualitative Inorganic Analysis, oleh Pudjaatmaka. Erlangga, Jakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Institut Teknologi Bandung, Bandung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Kimia Analitik "Analisa Campuran"

ABSTRAK Telah dilakukan percobaan dengan judul “Analisa Campuran” yang bertujuan untuk menganalisis adanya ion kation dan anion yang terd...