Jumat, 05 Januari 2018

Aplikasi Ilmu Biologi dalam Bidang Pertanian

APLIKASI ILMU BIOLOGI DALAM BIDANG PERTANIAN

  

Oleh:
1.      NONNY TRI WULANDARI                                             (1708103010041)
2.      SHABRINA NOPRIMA                                                     (1708103010043)
3.      DEVIA NURUL AZLA MILZA                                        (1708103010037)
           4.      NUR HUSNA ADILA                                                         (1708108010010)
           5.      NADIA ULFA                                                                      (1708108010002)
           6.      ZAHRIANA                                                                         (1708103010027) 
           7.      JAINURSUMARMI SAFRULLAH ATANTA                 (1708103010048)
           8.      NURCHALIS ALMANDA PUJA                                      (1708103010047)
           9.      ABI FARHAN                                                                      (1708107010031)
          10.  GIYADDY ILMI ALAVAN                                                 (1708107010018)
          11.  BADDRI YATUL ULA                                                        (1708107010023)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2017




KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan malakah tentang Aplikasi Ilmu Biologi dalam Bidang Pertanian. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen pembimbing Mata kuliah Biologi Dasar yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Aplikasi Ilmu Biologi dalam Bidang Pertanian. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda selaku pembaca.




Banda Aceh, 1
4 Desember 2017
Penyusun

Kelompok 2


DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
2.2 Aplikasi Ilmu Biolgi dalam Bidang Pertanian ............................................................7
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................11
3.2 SARAN....................................................................................................................11




BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam. Biologi diambil dari kata “bios” yang berarti hidup dan kata “logos” yang berarti ilmu. Jadi biologi merupakan ilmu yang mempelajari semua hal yang berkaitan dengan makhluk hidup. Mempelajari ilmu yang ada kaitannya denga makhluk hidup pasti akan sangat bermanfaat untuk kehidupan kita. Bahkan biologi ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia di berbagai bidang. Seperti bidang Kesehatan, kedokteran, Industri, Peternakan, Pertanian dan masih banyak lagi manfaat yang kita peroleh.
Indonesia merupakan negara Agraris, artinya mayoritas penduduknya adalah seorang pertani. Meningkatnya jumlah penduduk harus disertai dengan peningkatan produksi pangan. Manfaat ilmu biologi dalam bidang pertanian sangat banyak karena cepatnya pertumbuhan penduduk harus kita imbangi dengan produksi pangan yang cepat, disinilah peran ilmu biologi dibutuhkan. Dahulu manusia hanya mengetahui cara-cara hidup yang sederhana atau tradisional, contohnya para petani dahulu hanya tahu cara bertani secara sederhana yakni hanya dengan mencangkul tanah kemudian menanaminya dengan tanaman yang diinginkan lalu disirami secukupnya. Dan hasil yang didapat ternyata tidak terlalu memuaskan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Jika hal ini tidak segera diperbaiki maka kebutuhan masyarakat akan pangan tidak dapat tercukupi, dan akan terjadi kekurangan bahan pangan (rawan pangan). Apalagi pada masa sekarang ini, dimana telah terjadi ledakan jumlah penduduk, tentunya masalah rawan pangan merupakan masalah yang harus segera ditangani. Usaha yang harus dilakukan tidak hanya pada bagaimana membatasi pertambahan jumlah penduduk, tetapi juga harus dipikirkan bagaimana caranya meningkatkan produksi pangan.
Sains dan teknologi dari zaman ke zaman semakin berkembang, berawal dari pemikiran manusia yang senantiasa ingin survive atau bertahan hidup dan ingin memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Namun apabila pemanfaatannya yang kurang memperhatikan dampak lingkungan tentu dapat merusak keseimbangan ekologisnya. Disisi lain kemajuan sains dan teknologi terus berkembang dan menuntut manusia untuk memanfaatkannya, akan tetapi perkembangan tersebut dapat merugikan manusia apabila tidak memperhatikan asas lingkungan.
Penerapan ilmu sains khususnya biologi tentu juga akan menimbulkan manfaat dan masalah bagi kehidupan manusia. Untuk itu perlu adanya  etika yang mengatur penerapan ilmu biologi dan disiplin ilmu sains yang lainnya. Banyak aspek dari kehidupan yang dapat dijadikan kajian biologi seperti aspek pertanian, perindustrian, pengelolahan makanan dan lain sebagainya. . Makalah ini tidak membahas tentang manfaat atau aplikasi ilmu biologi dalam semua bidang, melainkah hanya aplikasi atau manfaat dalam bidang pertanian saja.

1.2         Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Tinjauan Tentang Biologi?
2.      Apa saja aplikasi ilmu biologi daam bidang pertanian?

1.3         Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja aplikasi atau manfaat ilmu biologi dalam bidang pertanian


BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Tinjauan Tentang Biologi
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu dari Ilmu Pengetahuan Alam atau yang biasa kita singkat dengan IPA. Biologi berasal dari dua kata, yaitu ‘bios’ yang berarti hidup dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Tak hanya mempelajari tentang makhluk hidup saja, tetapi biologi juga mempelajari segala aspek yang menyertainya. Dalam pengembangan penerapan biologi yang dikenal sebagai biologi terapan, biologi dapat dihubungkan dengan berbagai ilmu, contohnya kimia, fisika, matematika serta teknologi informatika sehingga muncullah ilmu-ilmu baru seperti biokimia (hubungan antara biologi dengan kimia) dan biofisika (hubungan antara biologi dengan fisika) yang kemudian bergabung dan membentuk suatu ilmu baru lagi yaitu bioteknologi. Selain itu, biologi juga berkaitan erat dengan ilmu sosial dan membentuk ilmu-ilmu baru yang salah satu contohnya adalah psikologi dan biogeografi. Ilmu terapan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia di belahan bumi ini. Bidang yang tergolong biologi terapan misalnya kedokteran, pertanian, perikanan, kesehatan, farmasi, dan bioteknologi.
Secara garis besar, biologi dapat dibagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu:
a.       Zoologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan hewan di alam semesta ini.
b.      Botani, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan tumbuhan di alam semesta ini.
Ada berbagai cabang ilmu biologi, yaitu :
a.       Ekologi : Ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya.
b.      Morfologi : Ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur makhluk hidup.
c.       Sitologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan fungsi sel.
d.      Mikrobiologi : Ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan mikroorganisme.
e.       Fisiologi : Ilmu yang mempelajari sifat faal dan cara kerja dari tubuh suatu organisme.
f.       Taksonomi : Ilmu yang mempelajari klasifikasi atau pengelompokan makhluk hidup.
g.      Evolusi : Ilmu yang mempelajari perubahan dan perkembangan serta hubungan kekerabatan jenis makhluk hidup.
h.      Embriologi : Ilmu yang mempelajari perkembangan suatu organisme, mulai dari zigot sampai menjadi dewasa.
i.        Genetika : Ilmu yang mempelajari cara menurunnya sifat pada makhluk hidup.
j.        Patologi : ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk penyakit.
Jadi, tidak akan mungkin dapat menguasai ilmu terapan tersebut tanpa menguasai ilmu biologi. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang hidup, dan dalam biologi memiliki kekhususan bidang pendalaman materi yang merupakan ciri khusus dari cabang biologi itu sendiri.

2.2    Penerapan Biologi Dalam Bidang Pertanian
Ilmu biologi dalam bidang pertanian, sebagai contoh ilmu Biologi merupakan dasar dari ilmu pertanian terutama dalam penemuan jenis tanaman unggul, rekayasa genetika tumbuhan dan hewan. Misalnya : pengetahuan mengenai sifat suatu tanaman berdasarkan analisa sel (ilmu biologi) membuat manusaia mampu menerapkan cara pembudidayaan yang tepat dan pengolahan hasil pertanian yang lebih baik. Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan bioteknologi melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalu pemuliaan tanaman konvemsional telah memberikan kontribusi yng sangat besar dalam penyediaan pangan dunia.
Pemanfaatan mikroorganisme pada tanaman dalam fiksasi Nitrogen yang dapat dapat membuat pupuknya sendiri sangat menguntungkan untuk para Petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian, demikian juga dalam cara lain, seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari bakteri Rhizobium. Bakteri Rhizobium yang telah direkayasa genetika dengan baik dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang mencoba mengembangkan turunan dari bakteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakan, membebaskan tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain matinya organisme nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencernaan serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian peptisida kimia. Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk membasmi hama.
Peran mikroba dalam bidang pertanian antara lain dalam teknologi kompos bioaktif dan dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman (biofertilizer). Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoslulotik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Teknologi kompos bioaktif ini menggunakan mikroba biodekomposer yang mampu mempercepat proses pengomposan dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Mikroba akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos, dan ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikkroba akan berperan untuk mengendalikan organisme.
Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman (biofertilizer), aktivitas mikroba diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang penting bagi tanaman antara lain, Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalim (K). Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya terlebih dahulu agar bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat N ada yang hidup bebas dan ada pula yang bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan ( leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut unsur fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup tinggi (jenuh) pada tanah pertanian kita, sedikit sekali yang dapat digunakan oleh tanaman karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peran mikroba pelarut P yang melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang mengkode pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.
Pembuatan tanaman yang mampu mengikat nitrogen dari udara bebas dengan menginjeksi bakteri Rhizobium kedalam tanaman tersebut.
1.  Tanaman Transgenik
Rekayasa genetika dapat dilakukan pada berbagai jenis tanaman untuk menghasilkan tanaman dengan sifat yang dikehendaki manusia disebut tanaman transgenic.Tanaman transgenik yaitu tanaman yang telah disisipi gen bakteri. Berikut ini contoh tanaman transgenic :
a)      Tanaman Kebal Hama dan Penyakit TMV (Tobacco Mozaic Virus).
Pembentukan tanaman tahan hama TMV pada tanaman tembakau dilakukan dengan rekayasa genetika menggunakan teknik rekombinasi gen dan kultur sel. Dengan menyisipkan gen yang kebal terhadap penyakit maka dapat menghasilkan tanaman kebal penyakit pula. Vektor penyisip gen yang digunakan adalah plasmid dari bakteri Agrobacterium tumefaciens.
b)      Tanaman yang Mampu Mengikat Nitrogen.
Tanaman hasil rekayasa genetika dapat mengikat nitrogen dari udara bebas. Cara yang digunakan yaitu dengan menginjeksi tanaman dengan bakteri Rhizobium. Di dalam bakteri tersebut telah ditransfer gen-gen tertentu dari bakteri lain yang menginfeksi tanaman selain dari familia Leguminoceae. Hasil akhirnya, bakteri tersebut mampu mengikat nitrogen setelah diinjeksikan ke dalam tanaman selain dari familia Leguminoceae.
2.      Mikroorganisme Pembasmi Hama Tanaman.
Mikroorganisme dapat digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit secara biologi yang disebut dengan biopeptisida mikroba. Beberapa mikroba yang dapat dipakai sebagai pestisida adalah sebagai berikut :
a)       Bacillus Thuringiensis membantu mengatasi larva ngengat dan kupu-kupu perusak.
b)       Bacillus populiae untuk mengatasi kumbang jepang dengan menularkan “penyakit susu”.
c)       Baculovirus merupakan kelompok virus yang dikembangkan sebagai bioinsektisida untuk
          memberantas serangga penggerek jagung, kumbang kentang, serta kutu dan kumbang
          daun.


BAB III

PENUTUP

3.1     KESIMPULAN
Manfaat ilmu biologi dalam bidang pertanian dapat kita lihat seperti pemilihan bibit unggul untuk memperoleh jenis tanaman yang super maupun hasil yang melimpah. Pengetahuan manusia tentang biologi pun mampu menerapkan cara pembudidayaan tanaman dengan tepat baik dalam pengolahan lahan maupun menetapkan waktu bercocok tanam yang tepat. Seperti halnya dalam bidang pertanian, dalam bidang industri pun pemanfaatan ilmu biologi sangat lah membantu. Perkembangan zaman yang cukup pesat berbanding lurus dengan perkembangan industri guna memenuhi kebutuhan manusia dalam berbagai hal.

3.2     SARAN

Dengan dibuatnya makalah Biologi Terapan dengan judul “Penerapan Biologi pada Bidang Pertanian” kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan dalam penyusunan makalah penerapan ilmu biologi dibidang pertanian ini. Oleh sebab itu, kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari Ibu Dosen pembina mata kuliah Biologi serta teman-teman yang bersifat membangun guna untuk kesempurnaan makalah “penerapan biologi pada bidang pertanian” dan dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Kimia Analitik "Analisa Campuran"

ABSTRAK Telah dilakukan percobaan dengan judul “Analisa Campuran” yang bertujuan untuk menganalisis adanya ion kation dan anion yang terd...