Senin, 01 Januari 2018

Laporan Reaksi-reaksi Kimia

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Reaksi-Reaksi Kimia”dengan tujuan untuk mengamati reaksi-reaksi kimia berlangsung atau terjadi dengan melihat perubahan- perubahannya. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah analisa kualitatif. Dalam percobaan ini menghasilkan gas, endapan, perubahan suhu, atau perubahan warna. Hasil dari percobaan ini adalah endapan seperti larutan Pb(NO3)2 yang dicampur dengan K2CrO4. Reaksi yang menghasilkan perubahan suhu seperti larutan H2SO4 dicampur dengan NaOH. Reaksi yang menghasilkan perubahan warna seperti larutan K2CrO4 dicampur dengan HCl. Reaksi yang menghasilkan gas seperti lempengan Zn yang dicampur dengan larutan HCl. Kesimpulan dari percobaan membuktikan bahwa setiap larutan yang larut atau mengendap dipengaruhi oleh faktor yang berbeda-beda.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari unsur-unsur dan senyawa-senyawa. Reaksi kimia ini bukanlah hal asing bagi kita, reaksi kimia terjadi sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kali kita makan, tubuh kita menggunakan reaksi kimia untuk memecah makanan menjadi energi. Contoh lain termasuk logam berkarat, kayu terbakar, baterai menghasilkan listrik, dan fotosintesis pada tumbuhan. Hasil dari reaksi kimia ini tergantung kepada apa yang kita reaksikan. Sehingga hasil reaksi bisa berdampak positif atau bermanfaat dan reaksi kimia ini juga dapat berdampak negatif atau merugikan bagi kehidupan.
Penelitian dari para ahli, zat-zat kimiaterdiri dari suatu unsur. Unsur akan membentuk senyawa jika berikatan dengan unsur lain. Selain itu, unsur-unsur yang ada dibumi ini, dibuat sedemikian rupa untuk bisa digunakan atau diciptakan suatu zat yang baru. Hal itulah yang biasanya disebut dengan reaksi kimia. Reaksi-reaksi tersebut menggunakan unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia. Reaksi-reaksi kimia akan menghasilkan suatu zat baru. Zat baru tersebut yang dapat digunakan kembali dalam kehidupan sehari-sehari.
Reaksi-reaksi kimia dapat terjadi apabila terbentuk endapan, terbentuk gas, terjadi perubahan suhu, dan perubahan warna. Dalam bidang farmasi, reaksi kimia merupakan konsep dasar yang paling penting. Prinsip kerja reaksi kimia banyak digunakan dalam mencampur senyawa-senyawa yang hendak dijadikan sebagai obat, sehingga dapat diketahui senyawa apa saja yang terjadi apabila kita mencampur senyawa yang satu dengan yang lainnya.

1.2  Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah mengamati reaksi-reaksi kimia berlangsung atau terjadi dengan melihat perubahan-perubahannya

1.3  Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini yaitu kita dapat membedakan reaksi yang menghasilkan endapan dan gas serta yang menghasilkan perubahan suhu dan warna. Kita juga dapat membedakan apa itu reaksi reversibel dan irreversibel serta apa itu reaksi kimia.


BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Reaksi kimia adalah perubahan kimia dimana zat-zat yang bereaksi (reaktan) berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Reaktan dan produk adalah zat yang berbeda. Reaksi kimia dituliskan dalam persamaan reaksi kimia, dimana reaktan diletakkan di sebelah kiri anak panah dan produk di sebelah kanan nak panah. Jika terdapat satu atau lebih zat berada pada sisi yang sama (kiri atau kanan), maka zat-zat tersebut dipisahkan dengan tanda (+). Dalam persamaan reaksi, zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi ditulis dalam bentuk rumus kimia dan biasanya disertakan pula wujud/keadaan zat dalam reaksi tersebut, yaitu (s) = solid (padat) ; (l) = liquid (cair) ; (g) = gas ; (aq) = aqueos (terlarut dalam air/larutan) (Chang, 2005).
Zat pada reaksi kimia (unsur/senyawa) dijadikan zat (unsur/senyawa) lainnya dengan mereaksikannya. Kita tidak dapat mengubah satu unsur menjadi unsur lainnya dalam reaksi kimia tetapi, kita dapat membuat zat baru melalui reaksi kimia. Banyak petunjuk yang menunjukkan bahwa suatu reaksi kimia terjadi dihasilkan sesuatu baru yang kasat mata, gas, dilepaskan atau diserapnya kalor dan seterusnya. Zat kimia yang akhirnya berubah disebut reaktan. Sedangkan zat yang terbentuk disebut produk.
                                                      Reaktan → Produk            
 Persamaan reaksi menunjukkan reaktan dan produk serta faktor-faktor lain seperti perubahan energi, katalisator, dan sebagainya. Dalam persamaaan ini tanda panah digunakan untuk menunjukkan bahwa reaksi kimia telah terjadi (Atkins, 1994).
Beberapa jenis reaksi kimia yang umum terjadi berdasarkan pada apa yang terjadi saat reaktan berubah menjadi produk adalah:
1.      Reaksi Penggabungan
Pada reaksi penggabungan dua atau lebih reaktan akan membentuk satu produk.
            2Na + Cl2 → 2NaCl
2.      Reaksi Penguraian
Reaksi penguraian merupakan kebalikan dari reaksi penggabungan. Pada reaksi penguraian senyawa tunggal dipecah menjadi dua zat yang lebih sederhana.
                                              2H2O → 2H2 + O2
3.      Reaksi pembakaran
Reaksi pembakaran terjadi ketika satu senyawa, biasanya yang mengandung karbon bergabung dengan gas oksigen diudara. Proses ini umumnya disebut pembakaran. Kalor adalah produk yang paling berguna dari sebagian besar reaksi pembakaran.
                                                C3H8 + SO2 → 3CO2 + 4H2O
4.      Reaksi pengendapan
Reaksi yang menghasilkan padatan yang tidak larut dalam larutan.
KCl + AgNO3 → AgCl + KNO3
Reaksi kimia adalah suatu reaksi antara senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia terjadi proses ikatan imia, di mana atom zat mula-mula (edukte) bereaksi menghasilkan hasil (produk). Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (reaksi endotermal) atau melepaskan energi (reaksi eksotermal). Menyetarakan persamaan kimia,Untuk menyetarakan suatu persamaan, perlu membuat jumlah atom masing-masing unsur menjadi sama pada sisi reaktan dan sisi produk. Tetapi terdapat aturan. tidak boleh mengubah rumus zat. Misalnya, CO2 tidak bisa diubah menjadi CO3. Hanya dapat menempatkan angka yang disebut koefisien di depan rumus kimia. Koefisien ini menggandakan jumlah atom dari setiap unsur dalam rumus kimia tersebut. Sebagai contoh, rumus H2O menunjukkan 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Tapi 2H2O menunjukkan 2 molekul air, untuk total 4 atom hidrogen dan 2 atom oksigen. Rumus 3Ca(NO3)2 menunjukkan 3 atom kalsium, 6 atom nitrogen, dan 18 atom oksigen (Keenan, 1992).
Suatu reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul-molekul zat yang bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan kembali dari atom-atom tersebut dalam kombinasi molekul yang baru. Dengan kata lain, timbul zat kimia baru dan lama hilang, tetapi atom-atomnya tetap sama. Reaksi kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa menghasilkan unsur-unsurnya dan transportasi mengubah senyawa yang ada menjadi senyawa baru. Oleh karena atom tidak dapat dimusnahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah atom (atau mol atom) dan setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Kekuatan materi dalam perubahan kimia ini terlihat dari persamaan kimia yang balans untuk proses reaksi tersebut. Berdasarkan kesetaraan reaksi, ada reaksi stoikiometri dan pereaksi pembatas (Goldberg, 2008).
Reaksi kimia akan terjadi apabila memenuhi salah satu ciri-ciri dari hasil reaksi yang terjadi atau yang sedang berlangsung. Dimana ciri ciri tersebut akan mebuktikan terjadi atau tidaknya reaksi kimia. Reaksi tersebut dapat mengalami perubahan warna dan perubahan suhu. Selain itu suatu reaksi kimia juga dapat membentuk endapan dan menghasilkan gas. Dalam reaksi kimia juga diketahui adanya faktor yang memperngaruhi laju suatu reaksi kimia, yakni ukuran zat, perubahan suhu dan adanya katalis (Reid, 1990).
Persamaan kimia terdiri dari pereaksi yang ditulis di sebelah kiri, kemudian anak panah yang menunjukkan arah reaksi dan terakhir produk yang ditulis sebelah kanan, dengan catatan banyanya unsur di sebelah kiri dan kanan harus sama. Untuk kebanyakan unsur kimianya biasanya ditulis lambangnya saja. Sebagai cntoh natrium: Na, Li (Besi Fe), Hg dan Ag. Tetapi ada tujuh unsur berupa molekul diatomik yang sudah kita kenal yaitu H2, N2,O2,F2, Cl2, Br2,  dan I2. Ketiga unsur tersebut harus ditulis berupa molekul diatomik. Tetapi kadang-kadang usnur tersebut tidak dalam bentuk molekul diatomik sehingga penulisannya sesuai dengan sruktur molekulnya (Budi, 2008).
Unsur-unsur ditunjukkan oleh suatu simbol, dan senyawa-senyawa ditunjukkan dengan rumus. Demikian juga halnya, persamaan digunakan untuk memperlihatkan reaksi kimia. Persamaan kimia yang ditulis dengan benar menunjukkan rumus kimia dan jumlah relatif dari semua reaktan dan produk. Menyusun persamaan kimia biasanya dimulai dengan menulis persamaan kata. Persamaan kata ini berisi nama-nama reaktan dan produk yang dipisahkan oleh sebuah tanda panah. Tanda panah ini berarti "membentuk" atau "menghasilkan". Lalu, nama-nama tersebut digantikan dengan rumus-rumus kimia. Akhirnya, persamaan disetarakan sehingga memenuhi hukum kekekalan massa. Jumlah atom dari setiap unsur harus sama pada kedua sisi tanda panah. Langkah pertama dalam menulis persamaan kimia adalah persamaan kata. Menuliskan persamaan kata untuk reaksi, harus menuliskan nama-nama reaktan dan memisahkan nama-nama tersebut dengan tanda plus. Tanda panah digunakan untuk memisahkan reaktan dari produk. Kemudian, nama-nama produk ditulis di sebelah kanan tanda panah dan dipisahkan oleh tanda plus. Persamaan Kata untuk reaksi metana dengan oksigen membentuk karbon dioksida dan air ditulis sebagai berikut: metana + oksigen karbon dioksida + air .Untuk mengubah persamaan kata ini menjadi persamaan rumus, gunakan rumus kimia untuk reaktan dan produk. Rumus kimia untuk metana, oksigen, karbon dioksida, dan air menggantikan kata-kata dalam persamaan kata untuk membuat persamaan kimia. Kata metana tidak bermakna kuantitatif , tapi rumus CH4 menunjukkan suatu molekul metana yang bersifat kuantitatif. Perubahan ini membuat persamaan rumus tidak seimbang, seperti persamaan di bawah ini. Tanda tanya dibawah ini menunjukkan bahwa kita belum tahu jumlah molekul dari setiap zat (Petrucci, 1987).
Pada umumnya campuran digolongkan sebagai materi heterogen, artinya tidak seluruh bagian ini mempunyai sifat yang sama. Akan tetapi, ada suatu campuran yang partikel-partikelnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa. Campuran tersebut dinamakan larutan. Oleh karenanya, larutan dianggap sebagai materi homogen walaupun keadaan yang sesungguhnya tidak homogen benar. Oleh karena proses pembentukan campuran merupakan proses fisis, maka pertikel-pertikel pembentuk campuran mudah dipisahkan kembali secara fisis. Pemisahan tersebut berdasarkan perbedaan sifat fisis dari partikel-partikel pembentuk campuran yang dapat dilakukan dengan berbagai cara (Brady, 1998).



                  BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
       Alat yang digunakan adalah gelas kimia dan tabung reaksi.
       Bahan yang digunakan adalah lempengan Zn, logam Na, larutan K2CrO4 0,1 M, larutan K2Cr2O7 0,1 M, larutan Pb(NO3)2 0,1 M, larutan HCl 0,1 M, larutan NaOH 0,1 M, larutan H2SO4 0,1 M, kertas saring, dan aquades.


3.2 Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
Tabel 3.2.1 Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan   

Bahan
Berat Molekul
(gr/mol)
Titik Didih
()
Titik Leleh
()
Tinjauan Keamanan
lempengan  Zn
65,409
907
419,53
Aman
logam Na
22,989
883
97,72
Reaktif
larutan K2CrO4
194,19
1000
168
Iritan dan beracun
larutan K2Cr2O7
294,19
398
>500
Toksik
larutan Pb(NO3)2
331,2
458-459
270
Toksik
larutan HCl
36,47
110 (20,2%)
-27,32 (38%)
Iritan dan korosif
larutan NaOH
39,997
1390
318
Tidak mudah terbakar
larutan H2SO4
98,07
337
10
Korosif
Aquades
18
100
0
Aman

3.3 Cara Kerja
3.3.1  Reaksi yang menghasilkan endapan
2 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi
ditambahkan dengan 2 ml K2CrO4 0,1 M
diamati endapan yang terbentuk

2 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi 
ditambahkan dengan 2 ml NaOH0,1 M
diamati endapan yang terbentuk

3.3.2 Reaksi yang menghasilkan perubahan suhu
2 ml larutan H2SO4 0,1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi
ditambahkan dengan larutan NaOH 0,1 M
diamati perubahan suhu dengan memegang bagian bawah tabung

- 2 ml larutan H2SO4 0,1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi
ditambahkan dengan larutan HCl0,1 M
diamati perubahan suhu dengan memegang bagian bawah tabung

3.3.3 Reaksi yang menghasilkan perubahan warna
2 ml larutan K2CrO4 0,1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi
dimasukkan ke dalamnya 2 ml larutan HCl 0,1 M
diamati perubahan warna larutan

2 ml larutan K2Cr2O70,1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi
dimasukkan ke dalamnya 2 ml larutan NaOH 0,1 M
diamati perubahan warna larutan

3.3.4 Reaksi yang menghasilkan gas
H2O 100 ml dimasukkan ke dalam gelas kimia, ukurannya sampai 2/3 bagiannya
diapungkan secarik kertas saring ke dalam gelas kimia tersebut
diambil logam Na secuil
diletakkan di atas kertas saring
diamati dari jarak jauh dan hati-hati

- 2 ml larutan HCl 0,1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi
dimasukkan secuil logam Zn ke dalamnya
diamati timbulnya gas


BAB VI
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan
No
Persamaan Reaksi
Pengamatan
Hasil Reaksi
1
Reaksi yang menghasilkan endapan
Pb(NO3)2 + K2CrO4
Endapan kuning
PbCrO4 + 2KNO3
Pb(NO3)2 + 2NaOH →
Endapan putih
Pb(OH)2 + 2NaNO3
2
Reaksi yang menghasilkan perubahan suhu

H2SO4 + 2NaOH →
Suhu naik (panas)
Na2SO4 + 2H2O
H2SO4 + HCl →
Suhu turun (dingin)
H2SO4 + HCl
3
Reaksi yang menghasilkan perubahan warna

K2CrO4 + 2HCl →
Berubah menjadi warna orange
H2CrO4 + 2KCl
K2Cr2O7 + 2NaOH →
Berubah menjadi warna orange pekat
Na2CrO7 + 2KOH
4
Reaksi yang menghasilkan gas
Na2 + 2H2O →
Adanya percikan api
2NaOH + H2
Zn + 2HCl →
Terbentuk gelembung gas
ZnCl2 + H2

4.2 Pembahasan
          Reaksi kimia adalah perubahan unsur-unsur atau senyawa kimia seinga terjadi senyawa lain karena adanya unsur yang lepas. Reaksi kimia bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penata ulang atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.
          Berdasarkan tingkat kekompleksan partikelnya, reaksi kimia terbagi menjadi reaksi analisis (analisa) dan reaksi sintesis (sintesa). Reaksi analisis adalah reaksi-reaksi kimia yang melibatkan perubahan dari molekul-molekul besar (kompleks) menjadi molekul sederhana. Reaksi sintesis adalah reaksi-reaksi kimia yang melibatkan peerubahan dari molekul sederhana menjadi molekul besar (kompleks). Sedangkan pembagian reaksi kimia berdasarkan arahnya terbagi menjadi reaksi reversible dan irreversible. Reaksi reversible adalah reaksi yang berlangsung dua arah, dan zat-zat hasil reaksi dapat kembali membentuk zat pereaksi. Reaksi irreversible adalah reaksi yang berlangsung searah, dan zat-zat hasil reaksi tidak dapat kembali membentuk zat pereaksi.
          Reaksi kimia dikatakan berlangsung apabila terjadinya pembentukan endapan yaitu ketika suatu reaksi kimia terjadi, terkadang timbul zat yang tidak larut atau disebut endapan yang terbentuk padat dan terpisah dari larutannya dalam reaksi tersebut. Kemudian suatu reaksi kimia dikatakan berlangsung apabila terjadi perubahan suhu seperti perubahan eksoterm (perpindahan energi panas dari sistem kelingkungan) dan perubahan endoterm (pepindahan energi panas dari lingkungan ke sistem) dan terjadi perubahan warna yaitu terjadi karena adanya kekosongan pada orbital d, serta terjadinya pembentukan gas yang ditandai dengan timbulnya gelembung-gelemung gas.
          Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa reaksi pengendapan merupakan reaksi yang salah satu produknya terbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat yang terbentuk tidak atau sukar larut dalam air atau pelarutnya. Pada percobaan yang kami lakukan, kami mereaksikan Pb(NO3)2 dengan K2CrO4, dari kedua senyawa tersebut, setelah direaksikan menghasilkan endapan kuning. Hal ini disebabkan karena larutan Pb(NO3)2 mempuyai sifat padat hingga sukar larut dan juga dikarenakan harga Qsp>Ksp sehingga larutan lewat jenuh dan mengakibatkan pengendapan. Pada percobaan yang mereaksikan Pb(NO3)2 dengan NaOH menghasilkan endapan putih.
          Reaksi kimia dapat menimbulkan perubahan suhu, hal ini dapat dibuktikan pada percobaan dengan mereaksikan H2SO4 dengan NaOH dan mereaksikan H2SO4 dengan HCl. Percampuran antara H2SO4 dengan NaOH menghasilkan suhu yang tinggi (panas) karena jika asam kuat direaksikan dengan basa kuat maka suhu dari hasilnya akan naik. Sebaliknya percampuran H2SO4 + HCl menghasilkan suhu yang rendah (dingin) karena HCl akan menyerap panas dari H2SO4 sehingga hasil reaksi menjadi dingin. Pada reaksi ini terjadi perubahan eksoterm (perpindahan energi panas dari sistem kelingkungan) yang terjadi pada reaksi H2SO4 + NaOH dan juga terjadi perubahan endoterm (perpindahan energi panas dari lingkungan kesistem) yang terjadi pada reaksi H2SO4 + HCl.
          Salah satu ciri terjadinya suatu reaksi kimia adalah perubahan warna, hal ini dibuktikan pada percobaan dengan mereaksikan K2CrO4 dengan HCl dan K2Cr2O7 dengan NaOh. Pada larutan K2CrO4 yang awalnya berwarna kuning dan HCl berwarna bening setelah dicampurkan, akan menghasilkan perubahan warna menjadi warna orange. Begitu juga dengan larutan K2Cr2)7 yang awalnya berwarna orange pekat dan NaOH yang berwarna bening setelah dicampurkan menghasilkan perubahan warna menjadi orange pekat. Perubahan warna ini disebabkan karena adanya kekosongan elektron pada sub kulit orbital d sehingga mengalami eksetasi yaitu proses penyerapa energi untuk mengisinya.
          Salah satu ciri terjadinya ciri terjadinya reaksi kimia yang lainnya adalah terbentuknya gas. Pada reaksi yang terjadi antara logam Na dengan H2O menghasilkan ledakan dan percikan api serta sedikit gelembung gas. Hal ini terjadi karena logam Na termasuk pada golongan IA atau logam-logam alkali. Logam alkali bersifat sangat reaktif disebabkan oleh elektron valensi yang hanya satu, ukuran jari-jari atom yang sangat besar dan harga ionisasi yang lebih kecil dari logam lain. Unsur alkali merupakan reduktor yang kuat. Sedangkan pada reaksi antar logam Zn dengan HCl tidak dapat menimbulkan ledakan, tetapi hanya menimbulkan gelembung gas karena produk yang dihasilkan dari suatu reaksi tidak terlarut dalam air dan titik didihnya rendah dan juga reaksinya tidak stabil hingga terurai menjadi gas.
          Reaksi-reaksi yang termasuk reaksi sintesa adalah reaksi yang menghasilkan endapan, perubahan suhu dan perubahan warna. Contoh reaksi sintesa adalah Pn(NO3)2 + K2CrO4 → PbCrO4 + KNO3 dan Na2 + 2H2O → 2NaOH + H2. Sedangkan reaksi-reaksi yang termasuk reaksi analisa adalah reaksi antara larutan H2SO4 dengan NaOH. Contoh reaksinya adalah 2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2O + H2.
            Reaksi-reaksi yang termasuk reaksi reversible adalah reaksi yang menghasilkan endapan, gas, dan perubahan suhu. Reaksi ini disebut juga reaksi bolak-balik karena dapat kembali kebentuk semula. Contoh reaksinya yaitu H2SO4 + NaOH → Na2SO4 + 2H2O. Sedangkan reaksi yang termasuk reaksi irreversible adalah reaksi perubahan warna yang tidak dapat kembali kebentuk semula. Contoh reaksinya yaitu K2Cr2O7 + HCl → KCl + H2CrO4.

BAB V
KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Reaksi kimia dapat dikatakan berlangsung apabila salah satu hal telah teramati, seperti pembentukan endapan, gas, perubahan warna dan perubahan suhu.
2. Reaksi eksoterm akan terjadi apabila terjadi pembebasan panas (energi). Sedangkan reaksi endoterm akan terjadi pada saat penyerapan panas (energi).
3. perubahan warna terjadi karena adanya kekosongan pada sub kulit orbital d.

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika Jilid I. Erlangga: Jakarta.
Brady, James E. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa
             Aksara
Budi, Sentot. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen. Tiga Serangkai, Solo.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti edisi ketiga. Terjemahan
     dari General Chemistry: The essential Concepts, oleh Indra Noviandi,
              Erlangga: Jakarta.
Goldberg, David E. 2008. Kimia Untuk Pemula edisi ketiga. Erlangga, Jakarta.
Keenan, Charles W. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H dan Suminar. 1987. Prinsip dan Terapan Modern edisi keempat.
           Erlangga, Bogor.
Reid, Robert C. 1990. Struktur dan Ikatan Kimia. Gramedia: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Kimia Analitik "Analisa Campuran"

ABSTRAK Telah dilakukan percobaan dengan judul “Analisa Campuran” yang bertujuan untuk menganalisis adanya ion kation dan anion yang terd...