ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Kesetimbangan
Kimia” yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia. Adapun metode dari percobaan ini adalah analisa kualitatif. Prinsip yang digunakan pada
percobaan ini adalah prinsip Le
Chatelier. Hasil dari percobaan ini adalah adanya perubahan warna pada
pengaruh konsentrasi dan terbentuknya endapan pada pengaruh suhu yang dapat diamati secara langsung
melalui pencampuran reaksi. Kesimpulan
yang dapat diambil adalah suhu dan perubahan konsentrasi adalah beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia yang bergeser kearah produk.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Banyak
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan proses kesetimbangan.
Karena itu, diperlukan pemahaman yang optimal oleh praktikan pada percobaan
ini. Seperti di lingkungan sekitar
kita sering terjadi reaksi kimia, baik secara kita sadari atau tidak. Pada
dasarnya semua reaksi dapat kembali ke keadaan semula. Biasanya terjadi pada
reaksi bolak-balik atau yang sering kita sebut dengan keadaan setimbang. Dalam
beberapa percobaan beberapa reaksi dapat langsung direaksi kan menjadi reaktan
kembali.
Selama ini, reaksi-reaksi kimia yang sering
dipelajari adalah reaksi satu arah. Sebenarnya, banyak reaksi kimia yang
terjadi tidak hanya satu arah melainkan membentuk keadaan setimbang. Dalam hal
ini, pereaksi tidak habis bereaksi dan hasil-hasil reaksi dapat kembali lagi
membentuk pereaksi. Hal ini berlangsung hingga terbentuk keadaan kesetimbangan
antara pereaksi dan hasil reaksi. Kesetimbangan memiliki sifat statis dan
dinamis. Namun pada reaksi kimia, kesetimbangan bersifat dinamis. Artinya, saat
tercapai kesetimbangan reaksi tidak berhenti, tetapi terus berlangsung. Saat
setimbang, zat-zat di sebelak kiri (reaktan) saling bereaksi sehingga
molekul-molekul zat di sebelah kanan (produk) bertambah. Pada saat yang sama
molekul-molekul zat di sebelah kanan berkurang dan molekul-molekul zat yang di
sebelah kiri bertambah dengan laju yang sama dengan laju reaksi ke kanan.
Dengan demikian, reaksi akan berlangsung terus-menerus ke dua arah dengan laju
yang sama.
Pergeseran
kesetimbangan akan menyebabkan khasiat zat aktif berkurang atau dengan kata
lain hilang sama sekali. Sebagai contoh untuk obat suntik, pH obat-obatan
tersebut harus sesuai dengan pH cairan tubuh. Obat suntik harus disesuaikan
dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah. Hal
inilah yang melatar belakangi dilakukannya
percobaan kesetimbangan kimia. Dengan mempelajari konsep-konsep
dari kesetimbangan kimia, maka akan mudah bagi kita untuk mengerti
konsep-konsep kimia lanjutan yang mungkin akan dipelajari di hari kemudian.
Oleh karena itu, percobaan ini sangat penting bagi kita semua.
1.2
Tujuan
Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.
1.3 Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah dapat mengetahui apa
yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia serta dapat mengetahui bagaimana tetapan kesetimbangan
kimia.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Reaksi kimia
berdasarkan arahnya dibedakan menjadi reaksi berkesudahan (satu arah) dan
reaksi dapat balik (dua arah). Pada reaksi berkesudahan zat-zat hasil tidak
dapat saling bereaksi kembali menjadi zat pereaksi. Reaksi dapat balik
dapat berlangsung dalam dua arah, artinya zat-zat hasil reaksi dapat saling
bereaksi untuk membentuk zat pereaksi kembali. Meskipun hampir semua reaksi
merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak semua reaksi dapat balik dapat
menjadi reaksi setimbang. Agar tercipta suatu reaksi setimbang diperlukan
kondisi tertentu antara lain reaksinya bolak-balik, sistemnya tertutup, dan
bersifat dinamis. Hukum kesetimbangan adalah bila suatu reaksi dalam keadaan setimbang, maka hasil kali konsentrasi
zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali
konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga
yang tetap. Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas
untuk suatu reaksi dan harganya tetap pada suhu tertentu. Artinya setiap reaksi
akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang cenderung tidak sama dengan
reaksi lain meskipun suhunya sama, dan untuk suatu reaksi yang sama harga K akan
berubah jika suhunya berubah (Unggul, 2006).
Banyak reaksi-reaksi
kimia yang berjalan tidak sempurna, artinya reaksi-reaksi tersebut berjalan
sampai pada suatu titik dan akhirnya berhenti dengan meninggalkan zat-zat yang
tidak bereaksi. Pada temperatur, tekanan dan konsentrasi tertentu, titik pada
saat reaksi tersebut berhenti adalah sama. Hubungan antara konsentrasi pereaksi
dan hasil reaksi tetap. Pada saat ini reaksi dalam keadaan setimbang. Pada saat
setimbang, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri.
Kesetimbangan disini merupakan kesetimbangan dinamis, bukan kesetimbangan
statis. Jadi sebenarnya reaksi masih ada tetapi karena kecepatannya sama,
seakan-akan reaksi berhenti. Kesetimbangan dibagi menjadi homogen dan
heterogen. Homogen bila kesetimbangan terdapat pada satu fase (gas, cairan
tunggal, fase padat tunggal). Heterogen bila kesetimbangan terdapat dalam lebih
dari satu fase (gas-padat, gas-cairan, padat-cairan, atau padat-padat) (Sukardjo,
1997).
Suatu sistem
kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi maju dan reaksi balik
dengan sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relatif yang ada
dalam kesetimbangan nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Katalis
memang mengubah waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan. Reaksi yang
memerlukan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk mencapai kesetimbangan,
dapat mencapainya dalam beberapa menit dengan hadirnya katalis. Lagi pula,
reaksi yang berlangsung dengan laju yang sesuai hanya pada temperatur yang
sangat tinggi, dapat berjalan dengan cepat pada temperatur yang jauh lebih
rendah bila digunakan katalis. Ini terutama penting jika temperatur tinggi
mengurangi rendeman dari produk-produk yang diinginkan (Keenan,1984).
Kebanyakan
reaksi kimia berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru
mulai, proses reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk. Namun
ketika molekul produk telah terbentuk maka proses sebaliknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul
produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi
tekanan (molekul produk) telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri
(pembentukan molekul reaktan). Sehingga konsentrasi
reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi (konstan) (Purwoko, 2006).
Salah satu
kegunaan konstanta kesetimbangan
kimia adalah memprediksi
arah reaksi. Untuk mempelajari kecenderungan arah reaksi, digunakan
besaran Qc yaitu hasil perkalian konsentrasi awal produk dibagi hasil perkalian konsentrasi awal reaktan yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.
Jika nilai Qc dibandingkan
dengan nilai Kc,
terdapat tiga kemungkinan hubungan yang terjadi, antara lain :
1. Qc < Kc
Sistem reaksi reversibel kelebihan
reaktan dan kekurangan produk. Untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah reaktan diubah menjadi produk. Akibatnya,
reaksi cenderung ke arah produk (ke kanan).
2. Qc = Kc
Sistem berada dalam keadaan kesetimbangan. Laju reaksi, baik ke
arah reaktan maupun produk, sama.
3. Qc > Kc
Sistem reaksi reversibel kelebihan
produk dan kekurangan reaktan. Untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah produk diubah menjadi reaktan. Akibatnya,
reaksi cenderung ke arah reaktan (ke kiri) (Syukri, 1999).
Suatu sistem yang ada
dalam keadaan setimbang, baik kesetimbangan fisika atau kimia, akan tetap pada
keadaanya, kecuali bila dipengaruhi faktor-faktor luar. Faktor-faktor yang
dapat mengubah kesetimbangan kimia adalah perubahan temperatur, perubahan
konsentrasi pereaksi dan perubahan tekanan. Secara kualitatif pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap kesetimbangan dinyatakan oleh azas Le
Chatelier, yang isinya: “ Bila suatu sistem yang ada dalam keadaan setimbangan
diberi faktor yang dapat mengubah keadaan skesetimbangan, maka kesetimbangan
akan bergeser sedemikian, sehingga pengaruh dari faktor tadi sekecil –
kecilnya”. Secara kualitatif, kalau temperatur dinaikkan, sistem akan menyerap
sebagian dari panas, hingga kesetimbangan akan bergeser ke arah yang endoterm.
Jikalau konsentrasi ditambahkan zat A atau B, maka kesetimbangan
bergeser ke kanan, karena secara kualitatif bila suatu kesetimbangan ditambahkan
suatu zat, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah lawan. Secara kualitatif
jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah
molekulnya sedikit (Sukardjo, 1989).
Umumnya
reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalam arah bolak-balik (reversible),
dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung satu arah. Pada awal proses
bolak-balik, reaksi berlangsung ke arah pembentukan produk, segera setelah
terbentuk molekul produk maka terjadi reaksi sebaliknya, yaitu pembentukan
molekul reaktan dari molekul produk. Ketika laju reaksi ke kanan dan ke kiri
sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah maka kesetimbangan reaksi
tercapai. Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi dan konsentrasi
pereaksipun berkurang. Beberapa waktu kemudian reaksi dapat berkesudahan, artinya
semua pereaksi habis bereaksi. Namun
banyak reaksi
tidak berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi
dan produk reaksi menjadi tetap. Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel
dan mencapai kesetimbangan. Pada reaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi
akan bereaksi membentuk kembali pereaksi. Ketika reaksi berlangsung laju reaksi
ke depan (ke kanan), sedangkan laju reaksi sebaliknya kebelakang (ke kiri)
bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi produk reaksi
semakin bertambah (Stephen, 2002).
Azaz Le
Chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka
sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu sekecil
mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem
kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume, perubahan
tekanan, dan perubahan suhu.
1. Perubahan
konsentrasi
Bila ke dalam suatu sistem
kesetimbangan, konsentrasi salah satu komponennya ditambah maka kesetimbangan
akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila salah satu komponen dikurangi
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.
2. Perubahan
volume
Penambahan air menyebabkan volume
larutan menjadi (misalnya dua kali) lebih besar, sehingga konsentrasi
masing-masing komponen akan mengalami perubahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
adanya perubahan volume tidak menyebabkan pergeseran kesetimbangan untuk suatu
reaksi.
3. Perubahan
suhu
Perubahan suhu pada suatu reaksi
setimbang akan menyebabkan terjadinya perubahan harga tetapan kesetimbangan
(k). Pergeseran reaksi kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh
jenis reaksinya, endoterm atau eksoterm. Menurut azaz Le Chatelier, jika
sistem dalam kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (H positif).
4. Perubahan
tekanan
Perubahan tekanan akan berpengaruh pada
konsentrasi gas-gas yang ada pada kesetimbangan . oleh karena itu, pada sistem
reaksi setimbang yang tidak melibatkan gas, perubahan tekanan tidak menggeser
letak kesetimbangan.
PV = nRT
→ P = (n/V) RT
Dari
persamaan itu dapat diketahui bahwa perubahan tekanan akan berakibat yang
sebaliknya dengan perubahan volume. Artinya, bila tekanan diperbesar akan sama
pengaruhnya dengan bila volume diperkecil, dan sebaliknya bila tekanan
diperkecil akan berakibat yang sama dengan bila volume diperbesar.
5. Penambahan
katalis pada reaksi setimbang
Adanya katalis dalam reaksi kesetimbangan
tidak mengakibatkan terjadinya pergeseran letak kesetimbangan, tetapi hanya
mempercepat tercapainya keadaaan setimbang (Unggul, 2006).
Penambahan katalis pada reaksi bolak-balik akan mempercepat
reaksi ke kanan dan ke kiri bersama-sama. Kesetimbangan dapat tercapai lebih
cepat, tetapi tak ada perubahan dalam konsentrasi kesetimbangan. Prinsip Le
Chatelier menyatakan bahwa keadaan kesetimbangan mengalami perubahan atau
“pergeseran” jika campuran kesetimbangan diganggu. Gangguan tersebut dapat
berbentuk penambahan atau pengurangan spesies yang bereaksi, atau perubahan
suhu atau tekanan (Suminar, 1992).
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan dalam percobaan ini seperti tabung dan rak tabung reaksi, penjepit tabung, lampu spiritus, gelas kimia 250 mL.
Bahan-bahan yang
digunakan yaitu larutan SbCl3 1 N, Larutan HCl 6 N, Larutan K2CrO7,
Larutan K2CrO4 1 M, Larutan HCl 1 M, Larutan NaOH 1 N, Larutan FeCl3, Larutan
KCNS 1 M.
3.2 Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
Tabel
3.2 Konstanta fisik dan tinjauan keamanan
No
|
Bahan
|
Berat Molekul
|
Titik Didih
|
Titik Leleh
|
Tinjauan Keamanan
|
1.
|
SbCl3
|
228,119 g/mol
|
220,3
|
73,4
|
Korosif
|
2.
|
HCl
|
36,46094 g/mol
|
-85
|
-112
|
Korosif
|
3.
|
K2CrO7
|
242,1885 g/mol
|
500
|
398
|
Iritasi
|
4.
|
K2CrO4
|
194,1903 g/mol
|
1000
|
968
|
Iritasi
|
5.
|
NaOH
|
39,99711 g/mol
|
1388
|
318
|
Korosif dan iritasi
|
6.
|
FeCl3
|
162,204 g/mol
|
315
|
306
|
Iritasi
|
7.
|
KCNS
|
97,1807 g/mol
|
500
|
173
|
Iritasi
|
3.3. Cara Kerja
3.3.1 Pengaruh Suhu
- 2 mL SbCl3 dimasukkan kedalam tabung
reaksi
- ditambahkan beberapa tetes air sampai terbentuk endapan
putih
- dibiarkan sampai kira-kira endapan terbentuk semua
- dipanaskan
- diamati apakah larutan
melarut
- didinginkan dengan cara merendam dasar tabung kedalam air dingin
- diamati dan catat
pengamatan
3.3.2 Pengaruh Konsentrasi
- 2 tabung diisi K2CrO4 1 M dan 2 tabung diisi K2Cr2O7
- ditambahkan sedikit HCl 1 M
- diamati perubahan dengan membandingkan warna.
- diulangi
langkah tadi dengan menambahkan NaOH 1 M.
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN
DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Data hasil
pengamatan
No
|
Zat
|
Pengamatan
|
1.
|
Pengaruh Suhu
|
|
SbCl3 + H2O →
|
Terbentuk endapan putih
|
|
SbCl3 + H2O
(dipanaskan)
|
Endapan larut, menyerap panas (endoterm)
|
|
SbCl3 + H2O
(didinginkan)
|
Endapan terbentuk kembali, melepaskan panas ( eksoterm)
|
|
2
|
Pengaruh Konsentrasi
|
|
K2CrO4
+ HCl →
|
Warna orange
|
|
K2CrO4 +
NaOH →
|
Warna kuning
|
|
K2Cr2O7
+ HCl →
|
Warna Orange
|
|
K2Cr2O7
+ NaOH →
|
Warna Kuning
|
4.2 Pembahasan
Kesetimbangan
kimia adalah keadaan reaksi bolak-balik dimana laju reaksi reaktan dan produk
sama dan konsentrasi keduanya tetap. Kesetimbangan kimia hanya terjadi pada
reaksi bolak-balik dimana laju terbentuknya reaktan sama dengan laju
terbentuknya produk. Kesetimbangan kimia bersifat dinamis adalah apabila suatu
reaksi bolak-balik pada saat keadaan konsentrasi tetap tetapi sebenarnya tetap
terjadi reaksi (terus menerus). Kesetimbangan tidak terjadi secara makropis
melainkan mikropis (partikel sel).
Berdasarkan
asas Le Chatelier menyatakan bahwa “jika terhadap suatu sistem kesetimbangan
dilakukan tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut akan mengalami
pergeseran yang cenderung untuk mengurangi pengaruh aksi tersebut”. Atau dapat
dikatakan bahwa ketika ada aksi yang menganggu sistem, maka sistem akan
bereaksi supaya pengaruh aksi menjadi kecil sekecil-kecilnya. Prinsip Le
Chatelier ini digunakan untuk memanipulasi hasil dari reaksi bolak-balik
(reversibel), bahkan bisa juga untuk memperbanyak produksi reaksi.
Kesetimbangan
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan
heterogen. Reaksi kesetimbangan homogen merupakan reaksi kesetimbangan dengan
komponen reaksi berfase sama. Contoh reaksi kesetimbangan homogen adalah : N2(g)
+ 3H2(g)
2NH3(g). Semua komponen baik reaktan maupun produk reaksi
adalah berfase gas. Sedangkan kesetimbangan heterogen merupakan reaksi dengan
komponen reaksinya terdiri dari fase yang berbeda. Contohnya : CaCO3(s)
CaO(s)
+ CO2(g).
Kesetimbagan kimia
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantarnya konsentrasi zat, temperatur atau
suhu, volume, tekanan, dan katalis. Apabila konsentrasi diperbesar atau
ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser menjauhi zat yang ditambah
konsentrasinya. Kemudian pada perubahan suhu, jika suhu dinaikkan maka reaksi
kesetimbangan bergeser kearah reaksi yang menyerap atau membutuhkan kalor
(endoterm). Selanjutnya pada perubahan volume, apabila volume pada sistem
ditambah, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, apabila dikurangi kesetimbangan
bergeser ke kanan. Lalu pada perubahan tekanan, jika tekanan diperbesar
(berarti volume diperkecil), maka reaksi kesetimbangan bergeser ke arah jumlah
mol gas yang kecil sehingga memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat
memperbesar laju reaksi, demikian sebaliknya. Pada reaksi katalis, ini adalah
suatu zat yang mempercepat laju reaksi pada suhu tertentu tanpa mngalami
perubahan reaksi itu sendiri.
Percobaan
kesetimbangan kimia dilakukan dengan dua faktor yaitu pengaruh suhu dan
pengaruh konsentrasi. Pada pengaruh suhu menggunakan SbCl3 yang
ditambahkan beberapa tetes air hingga terbentuk endapan putih, endapan yang
terbentuk karena Qsp > Ksp (kelarutan zat terlarut lebih besar dari
pelarut). Setelah endapan terbentuk, kemudian campuran tersebut dipanaskan pada
pembakar spiritus hingga endapan hilang atau larut. Ini disebabkan karena
larutan ini mengalami reaksi endoterm dan kesetimbangan bergeser kearah reaktan
atau kekiri. Selanjutnya campuran tersebut didinginkan pada air sehingga
endapan terbentuk kembali. Hal ini karena reaksi mengalami eksoterm dan
kesetimbangan bergeser ke arah produk atau ke kanan.
Pengaruh
konsentrasi dilakukan dengan menggunakan K2CrO4, K2Cr2O7,
HCl, dan NaOH. Pertama pada percampuran K2CrO4 + HCl
terjadi perubahan warna orange dan kesetimbangan bergeser kearah produk karena
ada penambahan asam dari HCl. Kedua, pada percampuran K2CrO4 +
NaOH menghasilkan warna kuning dan kesetimbangan tetap direaktan dan juga tidak
menghasilkan produk. Hal tersebut karena konsentrasi basa yang digunakan lebih
kecil dari pada K2CrO4 sehingga tidak mampu menghasilkan
produk. Ketiga, pada percampuran K2Cr2O7 + HCl
menghasilkan warna orange dan kesetimbangan bergeser kearah produk. Warna
orange tersebut berasal dari K2Cr2O7. Reaksi
ini tidak berubah karena HCl tidak mampu mengoksidasi (peristiwa penerimaan
elektron) K2Cr2O7, tingkat keasamannya rendah
dan konsentrasi K2Cr2O7 tinggi. Selanjutnya
pada percampuran K2Cr2O7 + NaOH terjadi
perubahan warna kuning dan kesetimbangan bergeser ke arah produk.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu :
1.
Pengaruh suhu pada SbCl3
+ H2O terbentuk endapan putih,
ketika dipanaskan endapan larut dan terjadi reaksi endoterm dan ketika
didinginkan endapan akan terbentuk kembali dan terjadi reaksi eksoterm.
2.
Pengaruh konsentrasi pada reaksi menggunakan K2CrO4,
HCl, K2Cr2O7, dan NaOH menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke arah produk.
3.
Larutan K2Cr2O7
mempunyai biloks yang lebih besar dari K2CrO4
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Suminar. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Bresnick,
Stephen. 2002. Intisari Kimia umum.
Jakarta: Erlangga.
Keenan,
dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas.
Jakarta: Erlangga.
Purwoko,
Agus A. 2006. Kimia Dasar 1. Mataram:
Mataram University Press.
Sudarmo,
Unggul. 2006. Kimia. Jakarta: Phibeta
Aneka Gama.
Sukardjo. 1989. Kimia Anorganik. Jakarta: Radar Jaya
Offset.
Sukardjo.
1997. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar