Jumat, 05 Januari 2018

Otonomi Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

OTONOMI DAERAH DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Makalah

Disusun untuk melengkapi  tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
 





Oleh :
NONNY TRI WULANDARI                        1708103010041
                                 HASANAH                                                    170810201002
                                 HAZRINA NOVANI                                     1708103010042
                                 IKHLASUL  IQBAL LUBIS                         1708102010020
                                 IMRAN                                                          1708001010052
                                 FARHAN                                                       1708001010048

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2017



KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Otonomi Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”
Sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun kita dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah yang penuh berkah ini.
Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Tomi Erlangga selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan kepada teman-teman, khususnya kelas A6 yang berbahagia atas partisipasi dan dukungannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dengan membaca makalah ini semoga kita dapat lebih paham tentang sistem pemerintahan di Indonesia khususnya Otonomi Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepada para pembaca kami sangat mengharap teguran maupun tambahan untuk perbaikan makalah ini di kemudian hari.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Banda Aceh, 18 September 2017
Penyusun

Kelompok 7


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
      A.    LATAR BLAKANG
      B.     RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
      A.    Pengertian Otonomi Daerah
      B.     Asas-asas Otonomi Daerah
      C.     Prinsip-prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah
      D.    Dampak Otonomi Daerah
BAB III KESIMPULAN 



BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang merdeka. Sudah 69 tahun yang lalu proklamasi kemerdekaan dikumandangkan. Sejak saat itu Indonesia sudah bebas dari jajahan dan merupakan negara yang mempunyai cita-cita sendiri dan akan berusaha sendiri untuk mewujudkannya. Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik dengan kepala negara dan kepala pemerintahan dipegang oleh satu orang yaitu presiden. Dalam tugasnya presiden dibantu oleh wakil presiden serta menteri-menteri. Namun hal ini terasa kurang efektif, karena negara Indonesia memiliki wilayah yang luas yang berbentuk kepulauan. Warga negaranya adalah gabungan dari berbagai suku mulai dari Sabang sampai Merauke. Tentu hal ini menyulitkan dalam setiap membuat kebijakan. Belum tentu kebijakan yang diterima suatu daerah dapat di terima daerah lain. Maka dari itu disamping dibantu oleh wakil dan menteri-menteri, presiden juga dibantu oleh kepala-kepala daerah. Kepala-kepala daerah inilah yang menjadi ujung tombak sebagai pelayan publik dan yang mengetahui persis seperti apa kebijakan seharusnya dibuat untuk daerahnya. Hal inilah yang kemudian disebut otonomi daerah.
Sistem otonomi daerah ini memang meniru sistem Desentralisasi yang diterapkan oleh Amerika Serikat dalam menyatukan negara-negara bagiannya. Otonomi daerah dengan Desentralisasi sendiri memang berbeda tapi memiliki inti yang sama, yaitu memberi pelayanan publik sesuai daerahnya.

B.                 Rumusan masalah
a)                  Apakah  pengertian otonomi daerah?
b)                  Apa saja asas-asas otonomi daerah?
c)                  Apa saja prinsip-prinsip pelaksanaan otonomi daerah?
d)                 Apa saja dampak dari otonomi daerah ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.                Pengertian Otonomi Daerah
   Pasal I Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dalam peraturan perundang-undangan. Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan  mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Berikut ini dijabarkan beberapa pengertian otonomi daerah menurut para ahli : 
      1.      Menurut Syarif Saleh
Otonomi daerah merupakan hak mengatur serta memerintah daerah sendiri dimana hak tersebut adalah hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.
      2.      Menurut Ateng Syarifuddin
Otonomi memiliki makna kebebasan atau kemandirian namun bukan kemerdekaan melainkan hanya sebuah kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud sebagai suatu pemberian kesempatan yang harus mampu dipertanggungjawabkan.
      3.      Menurut F. Sugeng Istianto
Otonomi daerah merupakan sebuah Hhk dan wewenang guna untuk mengatur serta mengurus rumah tangga daerah.
      4.      Menurut Mahwood
Otonomi daerah adalah hak dari masyarakat sipil guna untuk mendapatkan kesempatan serta perlakuan yang sama, baik dalam hal mengekspresikan serta memperjuangkan kepentingan mereka masing-masing, dan ikut mengontrol penyelenggaraan kinerja pemerintahan daerah.
      5.      Menurut Widjaja
Otonomi daerah merupakan salah satu bentuk dari desentralisasi pemerintahan yang dasarnya ditujukan guna untuk memenuhi kepentingan bangsa secara menyeluruh, merupakan suatu upaya yang lebih mendekatkan berbagai tujuan penyelenggaraan pemerintahan sehingga dapat mewujudkan cita-cita masyarakat yang adil dan makmur.
      6.      Menurut Kansil
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban daerah guna untuk mengatur serta mengurus rumah tangganya atau daerahnya sendiri sesuai perundang-undangan yang masih berlaku.
      7.      Menurut Benyamin Hoesein
Menurut Benyamin Hoesein, otonomi daerah adalah pemerintahan oleh serta untuk rakyat di bagian wilayah nasional Negara secara informal berada diluar pemerintah pusat.  
      8.      Menurut Vincent Lemius
Otonomi daerah merupakan kebebasan atau kewenangan dalam membuat keputusan politik maupun administasi yang sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Di dalam otonomi daerah terdapat kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah dalam menentukan apa yang menjadi kebutuhan daerahnya namun kebutuhan daerah setempat masih senantiasa harus disesuaikan dengan kepentingan nasional sebagaimana diatur peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
      9.      Menurut Mariun
      Otonomi daerah adalah suatu kebebasan atau kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah sehingga memungkinkan mereka dalam membuat inisiatif sendiri untuk mengelola serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki daerahnya. Otonomi daerah adalah kebebasan atau kewenangan untuk dapat bertindak sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada daerah setempat.


B.                 Asas-Asas Otonomi Daerah
 Adapun asas-asas otonomi daerah adalah sebagai berikut :
a.                  Asas Sentralisasi
Sentralisasi yaitu sistem pemerintahan di mana segala kekuasaan dipusatkan di pemerintah pusat. Menurut J. In het Veld, kelebihan sentralisasi adalah menjadi landasan kesatuan kebijakan lembaga atau masyarakat dapat mencegah nafsu memisahkan diri dari negara dan dapat meningkatkan rasa persatuan meningkatkan rasa persamaan dalam perundang-undangan, pemerintahan dan pengadilan sepanjang meliputi kepentingan seluruh wilayah dan bersifat serupa terdapat hasrat lebih mengutamakan umum daripada kepentingan daerah, golongan atau perorangan, masalah keperluan umum menjadi beban merata dari seluruh pihak tenaga yang lemah dapat dihimpun menjadi suatu kekuatan yang besar meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan meskipun hal tersebut belum merupakan suatu kepastian tenaga yang lemah dapat dihimpun menjadi suatu kekuatan yang besar.
Kelebihan Asas Sentralisasi :
  • Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan
  • Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model pengembangan sekolah dan pembelajaran.
  • Keseragaman pola pembudayaan masyarakat
  • Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien, karena seluruh aktivitas organisasi terpusat sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
  • Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi.
  • Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain, dalam hal ini satu aset dapat dipergunakan secara bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-beda.

Kekurangan Sistem Sentralisasi:
  • Kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama
  • Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas.
  • Melahirkan suatu pemerintah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-hak daerah.
  • Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan segelintir elite politik.
  • Mematikan kemampuan berinovasi yang tidak sesuai dengan pengembangan suatu masyarakat demokrasi terbuka.
b.                  Asas Desentralisasi
Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974 asas desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pusat kepada daerah. Pelimpahan wewenang kepada Pemerintahan Daerah, semata- mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien. Pelimpahan wewenang tersebut menghasilkan otonomi. Otonomi itu sendiri adalah kebebasan masyarakat yang tinggal di daerahnya itu sendiri untuk mengatur dan mengurus kepentingannya sendiri.

Kelebihan Asas Desentralisasi
  • Struktur organisasnya merupakan pendelegasian wewenang dan memperingan manajemen pemerintah pusat
  • Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintah
  • Pemerintah daerah tak perlu menunggu instruksi dari pusat untuk menuntaskan masalah
  • Hubungan antar pemerintah pusat dengan daerah dapat meningkatkan gairah kerja
  • Efisien dalam segala hal
  • Mengurangi Biokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat segera dilaksanakan
Kekurangan Asas Desentralisasi
  • Besarnya organ pemerintahan sehingga membuat struktur pemerintahan menjadi tambah kompleks dan bisa mengakibatkan lemahnya koordinasi.
  • Keseimbangan dan kesesuaian antara macam-macam kepentingan daerah mudah terganggu.
  • Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan.
  • Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama karena biasanya terlalu banyak berunding.
  • Memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh keseragaman dan kesederhanaan.
c.                   Asas Dekonsentrasi
Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974 asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang administrasi dari suatu pemerintah pusat kepada pejabat daerah. Pelimpahan wewenang hanya sebagai kewenangan administrasi saja, untuk kewenangan politik tetap di tangan pemerintahan pusat. Jadi Dekonsentrasi bisa dikatakan sebagai kombinasi antara sentralisasi dan desentralisasi.
Kelebihan Asas Dekonsentrasi
  • Secara politis eksistensi dekonsentrasi akan dapat mengurangi keluhan di daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat.
  • Memungkinkan terjadinya kontak secara langsung antara pemerintah dengan rakyat.
  • Kehadiran perangkat dekonsentrasi di daerah dapat mengamankan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat atau nasional di bidang politik, ekonomi dan administrasi.
  • Dapat menjadi alat yang efektif untuk menjadmin persatuan dan kesatuan nasional.
Kekurangan Asas Dekonsentrasi
  • Struktur pemerintahan bertambah kompleks sehingga koordinasi semakin sulit.
  • Keseimbangan dan keserasian antara bercamam – macam kepentingan daerah lebih mudah terganggu.
  • Mendorong timbulnya fanatisme daerah.
  • Keputusan yang diambil relative lama.
  • Biaya yang dibutuhkan besar.
d.                  Asas Tugas Pembantuan
 Asas tugas pembantu adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. (Pasal 1 UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah). Sebagai negara kesatuan yang menerapkan sistem desentralisasi, maka dalam penyelenggaraan peme-rintahan, pemerintah daerah berhak mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Penerapan otonomi daerah bertujuan mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyara-kat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masya-rakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

C.                Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah
Prinsip-prinsip pemberian otonomi daerah yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintah daerah adalah :
1.   Penyelenggaraan Otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah.
2.    Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab.
3.   Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakan pada daerah kabupaten dan daerah kota, sedang pada daerah propinsi merupakan otonomi yang terbatas.
4.   Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah.
5.   Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom, dan karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administrasi.
6.   Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif daerah, baik fingsi legislasi, pengawasan maupun fungsi anggaran.
7.   Pelaksanan asas dekonsentrasi diletakan pada daerah propinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah.
8.   Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada desa yang disertai dengan pembiyayaan, sarana dan prasarana.

D.                Dampak Otonomi Daerah
Dampak otonomi daerah terbagi menjadi dua, ada dampak positif dan ada dampak negatif, berikut ini dijelaskan dampak positif dan negatif pada otonomi daerah :
a.    Dampak Positif
Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah maka pemerintah daerah akan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas lokal yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata.
b.      Dampak Negatif                      
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagi oknum-oknum di pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan Negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu terkadang ada kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi negara yang dapat menimbulkan pertentangan antar daerah satu dengan daerah tetangganya, atau bahkan daerah dengan negara, seperti contoh pelaksanaan Undang-undang anti pornografi ditingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan system otonomi daerah maka pemerintah pusat akan lebih susah mengawasi jalannya pemerintahan di daerah, selain itu karena memang dengan sistem otonomi daerah membuat peranan pemeritah pusat tidak begitu berarti.

E.     Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah
Adapun beberapa Undang-Undang tentang pemerintahan daerah adalah sebagai berikut :
                UU No.1 tahun 1945 ttg Komite Nasional Daerah
                UU No.22 thn 1948 yaitu UU Pokok tentang Pemerintahan Daerah
                UU No.5 thn 1974 ttg Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah
                UU No.22 thn 1999 ttg Pemerintahan Daerah
                UU No.25 thn 1999 ttg Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah
                UU No.32 thn 2004 ttg Pemerintahan Daerah
                UU No.33 thn 2004 ttg Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah



BAB III
KESIMPULAN
Otonomi Daerah adalah kemandirian suatu daerah dalam kaitan pembuatan dan pengambilan keputusan mengenai kepentingan daerahnya sendiri. Berdasarkan pembahasan diatas dapat dipahami dengan adanya otonomi daerah, maka setiap daerah akan diberi kebebasan dalam menyusun program dan mengajukannya kepada pemerintahan pusat. Hal ini sangat akan berdampak positif dan bisa memajukan daerah tersebut apabila Orang/badan yang menyusun memiliki kemampuan yang baik dalam merencanan suatu program serta memiliki analisis mengenai hal-hal apa saja yang akan terjadi dikemudia hari. Tetapi sebaliknya akan berdamapak kurang baik apabila orang /badan yang menyusun program tersebut kurang memahami atau kurang mengetahui mengenai bagaimana cara menyusun perencanaan yang baik serta analisis dampak yang akan terjadi.
Otonomi daerah  merupakan suatu  keadaan yang memungkinkan daerah dapat mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang dimilikinya secara optimal. Dimana untuk mewujudkan keadaan tersebut,berlaku proposisi bahwa pada dasarnya segala persoalan sepatutnya diserahkan kepada daerah untuk mengidentifikasikan,merumuskan,dan memecahkannya, kecuali untuk persoalan-persoalan yang memang tidak mungkin diselesaikan oleh daerah itu sendiri dalam perspektif keutuhan negara- bangsa. Dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2000 telah pula ditetapkan   Ketetapan MPR  No.IV/MPR/2000 tentang Kebijakan dalam Penyelenggaran Otonomi Daerah yang antara lain merekomendasikan bahwa prinsip otonomi daerah itu harus dilaksanakan dengan menekankan pentingnya kemandirian dan keprakarsaan dari daerah-daerah otonom untuk menyelenggarakan otonomi daerah tanpa harus terlebih dulu menunggu petunjuk dan pengaturan dari pemerintahan pusat. Bahkan,kebijakan nasional otonomi daerah ini telah dikukuhkan pula dalam materi perubahan Pasal 18UUD 1945.
            Adapun dampak negative dari otonomi daerah adalah munculnya kesempatan bagi oknum-oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai pelanggaran, munculnya pertentangan antara pemerintah daerah dengan pusat, serta timbulnya kesenjangan antara daerah yang pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih berkembang.Bisa dilihat bahwa masih banyak permasalahan yang mengiringi berjalannya otonomi daerah di Indonesia. Permasalahan-permasalahan itu tentu harus dicari penyelesaiannya agar tujuan awal dari otonomi daerah dapat tercapai.





Makalah Pohon Filo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Pohon merupakan bidang dari Struktur Diskrit yang implementasinya telah digunakan disegala macam bidang ilmu pengetahuan yang ada. Pohon dapat menjelaskan secara rinci data yang ada dengan bentuk yang lebih mudah untuk dimengerti untuk data dengan variabel yang sangat banyak namun saling berhubungan. Pembuatan pohon Filogenetik merupakan salah satu implementasi teori ini dalam bidang Biologi. Pohon ini dapat menjelaskan dengan lebih mudah bagaimana makhluk hidup saling terhubung satu dengan yang lainnya. Penelitian lebih lanjut mengenai pohon filogenetik ini masih terus dilakukan sampai sekarang karena kebenaran yang mutlak mengenai pohon filogenetik yang benar belum dikatahui, sampai akhirnya nanti dapat dientukan Pohon Kehidupan yang sebenarnya.

1.2         Rumusan Masalah
1.        Apa saja ciri-ciri dari masing-masing kelas vertebrata?
2.        Apa saja persamaan dan perbedaan dari masing-masing kelas vertebrata?
3.        Apa itu pohon filogenetik?
4.        Bagaimana cara membuat pohon filogenetik?
5.        Bagaimana contoh dari pohon filogenetik?

1.3         Tujuan
1.        Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dari masing-masing kelas vertebrata.
2.        Untuk mengetahui dimana persamaan dan perbedaan antara masing-masing kelas vertebrata tersebut.
3.        Untuk mengetahui apa itu pohon filogenetik dan cara pembuatannya.
4.        Untuk mengetahui contoh dari pohon filogenetik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1         PENGERTIAN POHON FILOGENETIK
Pohon merupakan data terstruktur yang menggambarkan sebuah data yang dapat diinterpretasikan secara hierarki yang berhubungan dan digambarkan dengan setiap cabang dalam pohon. Pohon dapat juga dikatakan sebagai graf tak-berarah yang berhubungan dan tidak mengandung sirkuit.
Filogenetik Kata Filogenetik (Phyolgenetics) berasal dari bahasa Yunani, phyle dan phylon yang berarti suku dan ras, serta kata genetikos yang berarti kerabat dari kelahiran. Filogenetik merupkan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana keterhubungan organisme satu dan yang lainnya dilihat dari nenek moyang terakhir yang dimilki bersama. Dimana pada nenek moyang tersebut terdapat sebuah sifat khusus baik secara morfologi ataupun  molekular yang masih dimiliki oleh dua atau lebih organisme tersebut. Lalu saat diturunkan dari nenek moyang tersebut terdapat sifat-sifat yang hilang ataupun tidak menurun pada beberapa oganisme sehingga menyebabkan terpisahnya organisme tersebut dari satu organisme, karena sudah merupakan organisme yang berbeda satu dan lainnya. Melalui filogenetik, dapat diamati dengan lebih jelas bagaimana evolusi dapat terjadi, bahkan bagaimana alur evolusi itu terjadi pada mahkluk hidup.
Sifat yang Dibagi Dalam pembuatan pohon Filogenetik, terdapat sebuah konsep yang perlu dipegang terlebih dahulu. Konsep itu mengenai bagaimana sekelompok makhluk hidup membagai sifat yang dimilikinya satu dengan yang lainnya. Dalam ilmu Biologi, pembagian sifat ini mempunyai istilahnya sendiri. Beberapa istilah tersebut adalah:
1. Symplesiomorphy Merupakan sifat yang dibagi oleh dua atau lebih taksa tapi juga ditemukan pada taksa nenek moyang yang sebelumnya. Misalnya pada monyet dan tikus ditemukan terdapat 5 kubu jari, hal ini juga ditemukan pada kadal. Namun, kedua kelompok ini terdapat pada taksa yang berbeda.
2. Homoplasy Merupakan sifat yang dibagi oleh dua atau lebih taksa tetapi tidak dimiliki oleh nenek moyang yang paling terakhir yang dimilki. Misalnya saja pada mamalia dan aves. Keduanya berdarah panas, tetapi pada nenek moyang terakhir sebelum keduanya terpisah sifat ini tidak ditemukan.
3. Synapomorphy merupakan sifat yang dibagi oleh satu atau dua taksa yang mempunyai nenek moyang terakhir yang sama. Misalnya saja pada kelompok mamalia, semua mamalia membagi sifat mempunyai rambut dan berdarah panas.

2.2         CIRI-CIRI DARI MASING-MASING KELAS VERTEBRATA
A.           Amphibia
Amphibia memiliki ciri-ciri umum berikut :
1.     Tubuh memiliki bagian kepala dan badan, misalnya pada katak, atau kepala, badan, ekor, misalnya pada salamander.
2.     Kulit lunak, berkelenjar, dan selalu basah. Kulit tidak bersisik, kecuali pada salamander. Di antara kulit dan jaringan otot di bawahnya terdapat rongga berisi cairan limfa. Pada bangkong yang berwarna cerah, kulitnya menghasilkan cairan beracun bagi hewan lainnya.
3.     Amphibia memiliki dua pasang kaki untuk berjalan, melompat, dan berenang. Pada katak, kaki belakang lebih panjang daripada kaki depan. Rangka kaki depan terdiri atas humerus, radio ulna, karpal, metakarpal, dan falang (tulang jari-jari). Rangka kaki belakang terdiri atas femur, tibio-fibula, tarsal, dan falang. Kaki depan memiliki empat jari sedangkan kaki belakang memiliki lima jari. Di antara jari-jari terdapat selaput renang.
4.     Alat pernapasan berupa insang, kulit, dan paru-paru. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru yang berupa kantong kantong dengan dinding yang memiliki banyak ruangan.
5.     Amphibia merupakan hewan poikiloterm (berdarah dingin).
6.    Jantung Amphibia terdiri atas tiga ruangan, yaitu satu ventrikel dan dua atrium. Peredaran darah tertutup ganda, artinya darah dua kali melewati jantung dalam satu kali peredaran.
7. Amphibia memiliki sistem pencernaan lengkap mulai dan mulut, faring, esofagus (kerongkongan), lambung, usus, dan rektum yang langsung bersatu dengan kloaka. Pada katak, mulut sangat lebar dan memiliki gigi-gigi kecil di sepanjang rahang atas. Pada langit-langit mulut terdapat gigi vomer. Lidah bercabang dua pada bagian ujungnya dan pada permukaannya mengandung zat perekat untuk menangkap serangga. Amphibia memiliki hati, kantong empedu, dan pankreas.
8.   Sistem ekskresi pada Amphibia berupa ginjal tipe mesonefroid dan saluran kemih (saluran wolff atau saluran mesonefros) yang membawa sekret ke kloaka. Amphibia memiliki kandung kemih di sebelah sisi ventral kloaka.
9.  Sistem koordinasi pada Amphibia terdiri atas sistem saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf berupa otak yang terbagi menjadi lima bagian dan 10 saraf kranial. Sistem endokrin berupa kelenjar pituitari yang terletak di bawah otak, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, pulau-pulau Langerhans dalam pankreas, dan gonad. Kelenjar pituitari menghasilkan hormon perangsang pertumbuhan, perangsang metamorfosis, perangsang gonad, pengendali perluasan sel-sel pigmen (yang menyebabkan warna kulit menjadi lebih gelap), dan pengatur keseimbangan air dan kontraksi otot.
10. Sistem indra terdiri atas mata, lubang hidung, dan telinga. Mata dilindungi oleh membrana niktitans (selaput tidur), kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Dua lubang hidung (nares) berhubungan dengan rongga mulut melalui koane. Telinga berkembang baik, terdiri atas dua bagian, yaitu telinga tengah dan telinga dalam. Amphibia tidak memiliki bagian telinga luar. Telinga bagian tengah berhubungan dengan faring melalui tabung Eustachius. Katak dan bangkong memiliki selaput telinga (membran timpani) pada telinga tengah. Salamander tidak memiliki selaput telinga, sehingga hanya dapat merasakan getaran suara melalui kaki depan.
11. Amphibia memiliki alat kelamin terpisah. Pada umumnya, Amphibia bersifat ovipar, tetapi ada pula yang ovovivipar dan vivipar, di mana telur disimpan di dalam saluran reproduksi betina. Pada katak, sperma dan telur dikeluarkan saat terjadi perkawinan. Telur tidak bercangkang, tetapi terbungkus oleh gelatin dan akan segera kehilangan air jika terpapar udara kering. Fertilisasi terjadi secara eksternal di kolam, di rawa, atau di tempat yang lembap. Telur yang telah dibuahi oleh sperma berkembang menjadi larva (berudu). Berudu hidup di air dan bernapas dengan insang luar kemudian beralih dengan insang dalam. Berudu memiliki ekor panjang bersirip dan tidak berkaki. Berudu mengalami metamorfosis hingga menjadi katak dewasa yang berkaki, tidak berekor, dan bernapas dengan paru-paru dan kulit.

B.            Reptil
Ciri-ciri Vertebrata kelas Reptile yaitu :
    1.      Memiliki tulang belakang. Mereka adalah vertebrata.
    2.      Kulit yang ditutupi oleh sisik.
    3.      Organ pernapasan menggunakan paru-paru. Pada kura-kura, pertukaran gas terjadi di bagian permukaan kloakanya yang lembab.
    4.      Umumnya bertelur (ovivar). Beberapa reptil, seperti ular boa, melahirkan hidup muda. Walaupun ada beberapa spesies dari ordo Squamata yang melahirkan (vivivar).
    5.      Hampir semua reptil merupakan poikiloterm. Mengontrol tubuhnya bukan dengan metabolisme, melainkan dengan adptasi tingkah laku. Kecuali pada penyu belimbing yang dapat mengatur suhu tubuhnya untuk beberapa derajat.
    6.      Ukuran tubuh bervariasi. Tubuh terdiri dari bagian kpala, leher, badan dan ekor. Tengkorak memiliki satu tonjolan dibagian belakang. Reptilia memiliki dua pasang kaki berjari lima.
    7.      Kulit tubuh kering dan ditutupi oleh sisik atau lempeng epidermal. Sisik mengandung protein keratin yang menyebabkan kulit menjadi kedap air dan membantu mencegah dehidrasi di udara yang kering. Reptilia mengalami molting, kecuali pada buaya dan kura-kura.
    8.      Memiliki kelenjar bau didekat kloaka.
    9.      Alat pencernaan lengkap mulai dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar dan kloaka.
   10.   Reptilia memiliki peredaran darh tertutup ganda.
   11.  Alat eksresi berupa sepasang ginjal berbentuk pipih.
   12.  Alat indera berupa mata, telinga dan hidung.
   13.  Sistem saraf berupa otak dengan 12 pasang saraf kranial.
   14.  Alat kelamin reptilia terpisah.
1 15.  Reptilia cenderung berumur panjang.

C.           Pisces
Ciri-ciri umum Pisces (ikan) yaitu:
1.         Hewan yang tinggal dan tumbuh di dalam air.
2.         Alat geraknya berupa sirip.
3.         Memiliki sisik pada tubuhnya yang berguna sebagai rangka luar dari tubuhnya.
4.         Tubuh terdiri dari kepala, badan, dan ekor. Tubuh ditutupi oleh kulit yang umumnya bersisik dan berlendir. Terdapat empat tipe sisik, yaitu ganoid, plakoid, stenoid, dan sikloid. Pisces mempunyai sirip untuk berenang. Endoskleton tersusun tulang rawan atau tulang keras. 
5.      Pisces bernapas dengan insang. Insang ditutupi oleh operkulum (tutup insang). Insang ada yang mengalami perluasan yang disebut dengan labirin, contohnya pada ikan Trichogaster sp. Helostoma sp, Anabas sp, dan Osphronemus goramy (gurami). Pisces mempunyai organ tambahan yang berupa gelembung renag yang berfungsi sebagai pembantu pernapasan dan juga alat hidrostatis
6.  Pisces bersifat poikilotern (berdarah dingin/suhu tubuh yang dipengaruhi oleh suhu lingkungan). 
7.     Sistem peredaran darah tertutup tunggal, artinya satu kali peredaran, darah hanya satu kali melalui jantung. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu satu ventrikel dan satu atrium. 
8.      Sistem pencernaan yang lengkap dengan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. 
9.         Alat ekskresi yang berupa ginjal dengan tipe pronefron dari mesonefron. 
10.     Sistem koordinasi yang terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem hormon. Pisces juga mempunyai alat indra dengan berupa sepasang mata, sepasang telinga dalam, indra pembau dan juga gurat sisi. Gurat sisi yang terdapat di sepanjang sisi tubuhnya, yang berfungsi untuk mengetahui perubahan tekanan air. 
11.     Alat kelamin yang terpisah atau hermafrodit. Fertilisasi terjadi secara eksternal (diluar tubuh) atau internal (di dalam tubuh). Pisces yang bersifat ovipar, ovovivipar, atau vivipar.

D.      Aves
Ciri-ciri umum aves adalah :
1.      Mempunyai mata yang berkembang baik dengan kelopak matanya, membrane nikitans , dan kelenjar air mata. Pada umumnya mata aves sendiri terdapat pada bagian kepala
2.      Memiliki ukuran tubuh beragam. Tubuh aves terdiri dari kepala, leher, badan, dan ekor
3.  Mulut berparuh yang tersusun dari zat tanduk, tidak memiliki gigi dan lidah yang tidak dijulurkan. Bentuk paruh yang beragam sesuai dengan jenis makanannya.
4.      Memiliki mata yang berkembang baik dengan kelopak mata, membrana niktitans, dan kelenjar air mata. Umumnya mata aves terdapat dibagian sisi kepala. Mata burung hantu terletak berdampingan. Telinga yang tidak berdaun telinga dimana bagian tengahnya terdapa osikula auditori. Aves memiliki sepasang lubang hidung 
5.  Aves mempunyai sepasang kaki yang digunakan untuk berjalan, bertengger, berenang, mencakar-cakar rumah, memegang makanan, atau untuk menangkap dan mencengkeram mangsa. Jumlah jari kaki 2,3, dan 4. Kulit kaki bagian bawah dan jari-jarinya tersusun dari zat tanduk yang keras. 
6.      Aves memiliki sayap untuk terbang. Kecepatan terbang sekitar 30-75 km/jam. 
7.   Aves bernapas dengan paru-paru yang berhubungan dengan pundi-pundi udara sebagai alat pernapasan tambahan. Pundi-pundi udara berupa kantong selaput yang ringan, yaitu sepasang di leher, sebuah di antara tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk kantong udara pada lengan atas, sepasang di dada depan, sepasang di dada belakang, dan sepasang di perut. Cadangan udara di dalam pundi-pundi udara berguna untuk pernapasan pada saat terbang. Pundi-pundi udara akan terisi udara kembali pada saat burung melayang tanpa mengepakkan sayapnya. 
8.      Aves memiliki alat suara siring yang terdapat pada percabangan trakea. 
9.   Sistem pernapasan Aves lengkap, meliputi mulut, esofagus (kerongkongan), tembolok, lambung kelenjar, empedal berdinding tebal (lambung otot), usus halus, usus besar, dan kloaka. Pada mulut terdapat kelenjar ludah. Di antara usus halus dan usus besar, terdapat usus buntu (sekum). Aves memiliki pankreas, hati, dan empedu. 
10.  Aves bersifat homoioterm karena mempertahankan suhu tubuhnya dengan bulu-bulu (bulu sebagai isolator panas). Suhu tubuh sekitar 40,5°C-42°C. 
11.  Alat memiliki peredaran darah ganda, artinya dalam satu kali peredaran darah ke seluruh tubuh, darah melewati jantung dua kali. 
12.   Alat ekskresi berupa ginjal metanefros dan tidak memiliki kandung kemih
13.  Sistem saraf berupa otak, dengan serebrum dan lobus optikus yang berkembang baik. Aves memiliki 12 pasang saraf kranial

E.            Mamalia.
Ciri-ciri Hewan Mamalia
      1.      Mempunyai kelenjar susu
      2.      Mempunyai rambut
      3.      Otot diafragma
      4.      Jantung beruang 4, bersekat sempurna
      5.      Sistem syaraf sudah berkembang sangat kompleks
     6.     Umumnya hidup di daratan, tetapi ada pula yang hidup di air seperti paus, lumba-luma ada yang bisa terbang
      7.      Pada kulit terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak
      8.      Fertilisasi internal
      9.      Bernafas dengan paru-paru
    10.  Secara Evolusi mamalia diyakini berasal dari Reptil, namun tidak ada bukti otentik dari bentuk peralihan
      11.  Memiliki anggota gerak untuk berjalan, berenang, ataupun memegang sesuatu
      12.  Pada bagian jari mamalia memiliki kuku dan cakar untuk menangkap makanan.
      13.  Memiliki gigi taring, gigi seri ataupun gigi graham
      14.  Pembagian organ jantung adalah 2 serambi dan 2 bilik.
      15.  Pengaturan suhu tubuh termasuk homoiterm
      16.  Perkebangbiakannya terjadi dengan melahirkan (vivipar) secara internal.
      17.  Tempat perkembangbiakan embrio di dalam rahim (uterus)







2.3        PERBEDAAN BEBERAPA KELAS VERTEBRATA
a.       Persamaan
Vetebrta adalaha keompok hewan yang memiliki tulang belakang, mereka uunya memiliki tubuh simetris bilateral, rangka dalam, dan berbagai alat tubuh. Berikut adalah persamaan hewan vetebrata yang telah memilki alat tubuh yang lengkap antara lain adalah sebagai berikut:
1.             Sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga ke anus.
2.             Sistem peredaran darh tertutup.
3.             Alat eksresi berupa ginjal.
4.             Alat pernapasan berupa paru-paru atau insang.
5.              Memiliki sepasang alat reproduksi.
6.             Sistem endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon.
7.             Sistem saraf yang terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) serta susunan saraf tepi.

b.        Perbedaan
    Vertebrata adalah  subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang yang tersusun dari vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Ke dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut-belut jeung, "lintah laut" atau hagfish), amfibia, reptil, burung, serta hewan menyusui.
Berikut adalah perbedaan antara beberapa kelasnya dalam bentuk tabel  :
No
Ciri-Ciri
Fishes
Amphibia
Reptilia
Aves
Mamalia
1
Habitat
Air
Darat dan air
Darat
Darat
Darat (ada juga yang di air)
2
Penutup tubuh
Sisik
Kulit licin dan basah
Sisik atau Kulit kering
Bulu
Rambut
3
Alat Pernafasan
insang
Paru-paru dan insang
Paru-paru
Paru-paru dan Kantong udara
Paru-paru
4
Jumlah Ruang Jantung
2
3
4
4
4
5
Cara Reproduksi
Bertelur
Bertelur
Bertelur
Bertelur
Melahirkan
6
Suhu Tubuh
Poikiloterm
Poikiloterm
Poikilotrem
Homoiloterm
Homoiloterm

2.4         CARA MEMBUAT POHON FILOGENETIK.
Filogenetik merupakan ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan evolusi yang terjadi dalam sebuah grup makhluk hidup di dalam bumi. Keterkaitan evolusi tersebut berupa hubungan siapa nenek moyang terakhir yang dimiliki dua atau lebih organisme. Hubungan keterkaitan evolusi ini dapat diinterpretasikan dengan lebih sederhana melalui penggambaran dalam pohon. Pohon berakar dan pohon tidak berakar merupakan sebuah dasar dari pembuatan pohon Filogenetik. Pohon Filogenetik merupakan dasar rekonstruksi dari pohon kehidupan (The Tree of Life) yang sampai sekarang masih dalam penelitian lebih lanjut oleh para ilmuwan.
Dasar pembuatan filogenitik pada vetebrta adalah dengan cara mengetahui terlebih dahulu bagaimana ciri dari masing-masing kelas dari phylum vetebrata, membandingkan persamaan dan perbedaan dari masing-masing kelas phylum vetebrata. Sehingga dapat ditentukan hubungan keterkaitan daribeberapa kelas phylum vetebarta.
   Hubungan kekerabatan merupakan suatu gambaran hubungan organisme yang satu dengan yang lain, baik yang sekarang ada maupun yang hidup di masa silam selama perkembangan sejarah filogenetiknya. Dalam sistematika, jauh dekatnya hubungan antarkesatuan taksonomi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu fenetik dan filogenetik. Kekerabatan fenetik ditentukan oleh banyaknya persamaan sifat-sifat yang tampak, sedangkan kekerabatan filogenetik ditentukan berdasarkan asal usul nenek moyang sesuai perkembangan atau proses evolusi (Davis dan Heywood, 1973).
Sistem Filogenetik  adalah  berdasarkan kesamaan nenek moyang di lihat persamaan ciri morfologi maupun anatomi dari kelas phylum vetebrata. Makin dekat moyang dua unit taksonomi maka akan berkerabat makin dekat dan ditempatkan  pada kategori taksonomi yang lebih rendah dibanding dengan unit taksonomi yang berbagi moyang lebih jauh. Upaya rekontruksi perkembangan evolusi yang dapat meningkatkan pemahaman kita terhadap perkembangan evolusi dalam sistem klasifikasi.
Hubungan antara keterkaitan filogenetik dan kesamaan ekologis antara spesies telah diteliti menggunakan dua pendekatan. Pertama adalah untuk mengukur sinyal filogenetik, yang merupakan kecenderungan untuk spesies terkait yang mirip satu sama lain yang diambil secara acak dari pohon filogenetik. Sinyal filogenetik akan terjadi jika karakter berkembang dengan cara gerakan seperti Brown, dimana jumlah perubahan dalam interval yang diberikan umumnya kecil dan acak seperti pola evolusi, bisa terjadi baik dari pergeseran genetik atau dari seleksi alam yang secara acak berfluktuasi dari waktu ke waktu dalam arah dan besarnya. Akibat dari hal tersebut, sebuah hubungan yang diharapkan antara tingkat keterkaitan filogenetik dihitung sebagai waktu sejak perbedaan antara pasangan spesies, dan tingkat kesamaan fenotipik antara mereka; semakin dekat nenek moyang dengan spesies tertentu, semakin sedikit perbedaan fenotipik yang diharapkan antara mereka. Pendekatan kedua untuk memahami hubungan antara ekologi dan kesamaan filogenetik berputar di sekitar gagasan konservatisme niche filogenetik (PNC).
Berbeda dengan penjelasan untuk sinyal filogenetik, keberadaan PNC menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan spesies yang terkait erat, lebih mirip secara ekologis dari yang diharapkan oleh keturunan gerakan sederhana Brown dengan modifikasi. Informasi filogenetik dapat digunakan untuk menilai ceruk konservatisme (Losos, 2008).
Seperti yang telah dipaparkan pada perjelasan sebelumnya pada bagian persamaan dari hewan vetebrta yang melipiti  pisces, ampibia, reptil, aves, mamalia adalah Sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga ke anus, sistem peredaran darah tertutup, alat eksresi berupa ginjal, alat, memiliki sepasang alat reproduksi, sistem endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon, serta sistem saraf yang terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) serta susunan saraf tepi. Sedangkan perbedaan kelas dari phylum vetebrata adalah terletak pada habitat, penutup tubuh, alat pernapasan, jumlah ruang jantung, cara reproduksi dan suhu tubuh.
Jadi dapat disimpulkan filogenetik dari hewan veteberata yang paling kecil  adalah pada kelas pisces dapat dilihat jelas bahwa yang membedakan dari kelas yang lain adalah jumlah ruang jantung dan penutup tubuh dan kerabat yang paling dekat adalah  ampibia karena dilihat dari cara reproduksi yaitu bertelur, suhu tubuh Poikiloterm, serta alat pernapasan  pada pisces berupa insang, dan pada ampibi berupa insang dan paru-paru atau dapat menyesuaikan dengan dengan habitat lingkungannya. Tingkatan selanjutnya adalah reptilia yang membedakannya dengan ampibia adalah jumlah ruang jantung. Tingkatan yang lebih atas adalah aves yang membedakannya dengan ampibia adalah penutup tubuh berupa bulu dan alat pernapasan ditambah kantung udara serta suhu tubuh Homoiloterm dan yang tingkat yang paling tinggi adalah mamalia yang membedakannya dengan aves adalah penutup tubuh berupa bulu.


BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
   Filogenetik merupakan ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan evolusi yang terjadi dalam sebuah grup makhluk hidup di dalam bumi. Keterkaitan evolusi tersebut berupa hubungan siapa nenek moyang terakhir yang dimiliki dua atau lebih organisme. Pembuatan pohon Filogenetik merupakan salah satu implementasi teori ini dalam bidang biologi. Dasar pembuatan filogenitik pada vetebrta adalah dengan cara mengetahui terlebih dahulu bagaimana ciri dari masing-masing kelas dari phylum vetebrata, membandingkan persamaan dan perbedaan dari masing-masing kelas phylum vetebrata. Sehingga dapat ditentukan hubungan keterkaitan daribeberapa kelas phylum vetebarta.


Laporan Kimia Analitik "Analisa Campuran"

ABSTRAK Telah dilakukan percobaan dengan judul “Analisa Campuran” yang bertujuan untuk menganalisis adanya ion kation dan anion yang terd...